Tri Aksara
Huruf suci Agama Hindu, masing-masing berbunyi :
1) ANG = Brahma
2) UNG = Wishnu
3) Mang = Śiwa
Huruf suci Agama Hindu, masing-masing berbunyi :
1) ANG = Brahma
2) UNG = Wishnu
3) Mang = Śiwa
Tri Antah Karana
Tiga unsur penyebab yang mempengaruhi diri kita, yaitu :
1) Manas = Alam pikiran
2) Budhhi = Kebijaksanaan
3) Ahangkara = Keakuan/Ego
Tiga unsur penyebab yang mempengaruhi diri kita, yaitu :
1) Manas = Alam pikiran
2) Budhhi = Kebijaksanaan
3) Ahangkara = Keakuan/Ego
Tri Antah Karana :
Ada tiga sumber yang ada dalam di mana brahma/Tuhan menciptakan :
- Tri Pramana : Bayu, Sabda, Idep
- Tri Purusah : Śiwa, Sada Śiwa, Parama Śiwa.
- Tryantahkarana : Manah Buddhi Ahangkara.
- Tri Guna : Sattwam, Rajah, Tamah
- Sanghyang Tri Windu : Sakala, Niskala, Suniata.
- Sanghyang Dapur Tiga : Surya, Candra, Lintang Tranggana.
Ada tiga sumber yang ada dalam di mana brahma/Tuhan menciptakan :
- Tri Pramana : Bayu, Sabda, Idep
- Tri Purusah : Śiwa, Sada Śiwa, Parama Śiwa.
- Tryantahkarana : Manah Buddhi Ahangkara.
- Tri Guna : Sattwam, Rajah, Tamah
- Sanghyang Tri Windu : Sakala, Niskala, Suniata.
- Sanghyang Dapur Tiga : Surya, Candra, Lintang Tranggana.
Tri Bhoga :
Tiga macam kebutuhan hidup, yaitu :
1) Bhoga = Pemenuhan kebutuhan makan dan minum
2) Upa Bhoga = Pemenuhan kebutuhan akan sandang (pakaian)
3) Pari Bhoga = Pemenuhan akan kebutuhan rumah tangga dan perabotan-perabotannya.
1) Bhoga = Pemenuhan kebutuhan makan dan minum
2) Upa Bhoga = Pemenuhan kebutuhan akan sandang (pakaian)
3) Pari Bhoga = Pemenuhan akan kebutuhan rumah tangga dan perabotan-perabotannya.
Tri Capala :
Tiga macam kedurhakaan, seperti :
1) Wak capala = Durhaka kepada orang tua dengan mepergunakan kata-kata, seperti memaki dan sebagainya.
2) Hasta capala = Durhaka kepada orang tua dengan mempergunakan tangan, misalnya : memukul dan sebagainya.
3) Pada capala = Durhaka kepada orang tua dengan mempergunakan kaki, misalnya menyepak dan sebagainya.
Tiga macam kedurhakaan, seperti :
1) Wak capala = Durhaka kepada orang tua dengan mepergunakan kata-kata, seperti memaki dan sebagainya.
2) Hasta capala = Durhaka kepada orang tua dengan mempergunakan tangan, misalnya : memukul dan sebagainya.
3) Pada capala = Durhaka kepada orang tua dengan mempergunakan kaki, misalnya menyepak dan sebagainya.
Tri Danti :
Tiga pengekangan diri :
1) Manah = Pikiran harus dikendalikan agar tidak menyimpang dari dharma.
2) Wak = Kata-kata hendaknya selalu sopan santun dan berlandasan kebenaran.
3) Kaya = Perbuatan. Segala tindak tandung menyenangkan orang lain, karena bersumber pada hukum/aturan Negara maupun Agama.
Tiga pengekangan diri :
1) Manah = Pikiran harus dikendalikan agar tidak menyimpang dari dharma.
2) Wak = Kata-kata hendaknya selalu sopan santun dan berlandasan kebenaran.
3) Kaya = Perbuatan. Segala tindak tandung menyenangkan orang lain, karena bersumber pada hukum/aturan Negara maupun Agama.
Tri Datu Catur :
Jalinan benang tiga warna, merah, putih, hitam, dipergunakan untuk mengikat daun dadap, ujung pohon dadap, padang lepas masing-masing 3 buah yang terdapat di amel-amel, yaitu bagian dari upakara Byakaonan.
Jalinan benang tiga warna, merah, putih, hitam, dipergunakan untuk mengikat daun dadap, ujung pohon dadap, padang lepas masing-masing 3 buah yang terdapat di amel-amel, yaitu bagian dari upakara Byakaonan.
Trayo Dasa Saksi :
Ada tiga belas saksi yang mengikuti segala gerak langkah kita, sehingga tidak mudah untuk berbohong terhadap Sang Hyang Widhi, yaitu :
1) Aditya (Surya) = matahari
2) Candra (Sasi) = bulan
3) Anila (Bayu) = angin
4) Agni = api
5) Pretiwi = tanah
6) Apah (Toya) = air
7) Akasa = langit
8) Atma (Sany Hyang Dharma)
9) Yama (Sabda) = suara
10) Ahas (rahina ) = siang
11) Ratri (Wengi) = malam
12) Sandhya (Senja) = sore
13) Dwaya (Semeng) = pagi.
Ada tiga belas saksi yang mengikuti segala gerak langkah kita, sehingga tidak mudah untuk berbohong terhadap Sang Hyang Widhi, yaitu :
1) Aditya (Surya) = matahari
2) Candra (Sasi) = bulan
3) Anila (Bayu) = angin
4) Agni = api
5) Pretiwi = tanah
6) Apah (Toya) = air
7) Akasa = langit
8) Atma (Sany Hyang Dharma)
9) Yama (Sabda) = suara
10) Ahas (rahina ) = siang
11) Ratri (Wengi) = malam
12) Sandhya (Senja) = sore
13) Dwaya (Semeng) = pagi.
Tri Guru
Tiga guru dalam hal ini dimaksudkan ada tiga komponen selaku pendidik:
1) Guru Rupaka = Orang tua (ayah dan ibu)
2) Guru pengajian = para pendidik/guru
3) Guru Wisesa = pemerintah
Tiga guru dalam hal ini dimaksudkan ada tiga komponen selaku pendidik:
1) Guru Rupaka = Orang tua (ayah dan ibu)
2) Guru pengajian = para pendidik/guru
3) Guru Wisesa = pemerintah
Tri Guna :
Tiga dasar sifat manusia, yaitu :
1) Sattwam = Adil dan bijaksana
2) Rajah = Aktif dan dinamis
3) Tamah = Malas dan lamban
1) Sattwam = Adil dan bijaksana
2) Rajah = Aktif dan dinamis
3) Tamah = Malas dan lamban
Tri Hita karana :
Tiga sumber yang mendatangkan keselamatan/kebajikan, yaitu :
1) Perhyangan = Tempat suci
2) Palemahan = Wilayah
3) Pawongan = Penduduk
Tiga sumber yang mendatangkan keselamatan/kebajikan, yaitu :
1) Perhyangan = Tempat suci
2) Palemahan = Wilayah
3) Pawongan = Penduduk
Tri Kaya Parisudha :
Tiga gerak/perbuatan yang suci, yaitu :
1) Manacika = Pikiran suci
2) Wacika = Kata-kata yang benar
3) Kayika = perbuatan yang baik/terpuji
Tiga gerak/perbuatan yang suci, yaitu :
1) Manacika = Pikiran suci
2) Wacika = Kata-kata yang benar
3) Kayika = perbuatan yang baik/terpuji
Tri Kahyangan :
Tiga tempat suci. Di masing-masing Desa umat Hindu di bali terdapat Tri Kahyangan, yaitu :
1) Pura Puseh = Tempat memuja Dewa Wiushnu manfvestasi Ida Sanghyang Widhi sebagai pemelihara (Sthiti)
2) Pura Desa/Baleagung = Tempat memuja Dewa Brahma, manifestasi Ida Sanghyang Widhi, sebagai pencipta (Utpati).
3) Pura Dalem = Tempat memuja Dewa Śiwa sebagai pelebur (Pralina).
Tiga tempat suci. Di masing-masing Desa umat Hindu di bali terdapat Tri Kahyangan, yaitu :
1) Pura Puseh = Tempat memuja Dewa Wiushnu manfvestasi Ida Sanghyang Widhi sebagai pemelihara (Sthiti)
2) Pura Desa/Baleagung = Tempat memuja Dewa Brahma, manifestasi Ida Sanghyang Widhi, sebagai pencipta (Utpati).
3) Pura Dalem = Tempat memuja Dewa Śiwa sebagai pelebur (Pralina).
Tri Kona :
Lukisan segi tiga, lambing siklus Utpati, Stiti dan Pralina.
Lukisan segi tiga, lambing siklus Utpati, Stiti dan Pralina.
Tri Kerukunan Beragama :
Tiga kerukunan beragama yang harus ditaati oleh penganut agama, yaitu :
1) Kerukunan inter umat beragama
2) Kerukunan antar umat beragama
3) Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah.
Tiga kerukunan beragama yang harus ditaati oleh penganut agama, yaitu :
1) Kerukunan inter umat beragama
2) Kerukunan antar umat beragama
3) Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah.
Tri Loka :
Tiga lapis alam, yaitu :
1) Bhuh Loka = Alam Manusia
2) Bhwah Loka = Alam Pitara
3) Swah Loka = Alam Dewa-dewa
Tiga lapis alam, yaitu :
1) Bhuh Loka = Alam Manusia
2) Bhwah Loka = Alam Pitara
3) Swah Loka = Alam Dewa-dewa
Tri Murti :
Tiga perwujudan/kekuatan merupakan manifestasi Ida Sanghyang Widhi.
1) Brahma = Pencipta
2) Wishnu = Pemelihara
3) Śiwa = Pelebur/Pemrelina
Tiga perwujudan/kekuatan merupakan manifestasi Ida Sanghyang Widhi.
1) Brahma = Pencipta
2) Wishnu = Pemelihara
3) Śiwa = Pelebur/Pemrelina
Tri Mala Paksa :
Tiga hal tercela :
1) Pikiran kotor
2) Kata-kata buruk
3) Perbuatan jahat
Tiga hal tercela :
1) Pikiran kotor
2) Kata-kata buruk
3) Perbuatan jahat
Tri Mandala :
Tiga wilayah. Maksudnya setiap pekarangan perumahan dibagi tiga wilayah, yaitu :
1) Utama Mandala = Di wilayah ini dibangun bangunan suci, misalnya Pemerajan atau Sanggsh.
2) Madya mandala = Di wilah ini tempat penghunian keluarga.
3) Nista mandala = Di wilayah ini dibangun kandang ternak dan lain-lain.
Tiga wilayah. Maksudnya setiap pekarangan perumahan dibagi tiga wilayah, yaitu :
1) Utama Mandala = Di wilayah ini dibangun bangunan suci, misalnya Pemerajan atau Sanggsh.
2) Madya mandala = Di wilah ini tempat penghunian keluarga.
3) Nista mandala = Di wilayah ini dibangun kandang ternak dan lain-lain.
Tri Nayaka :
Tiga jenis olahan pelengkap upakara Caru, yaitu :
1) Sate lembat, bahannya daging, kelapa diparut diisi bumbu lalu dipanggang.
2) Sate asem, bahannya isi perut ayam yang digunakan, setelah dipotong-potong lalu ditusuk kemudian digoreng.
3) Calon dibuat dari daging hewan yang digunakan caru setelah dilumatkan kemudian disi bumbu, dibentuk bulat-bulat seperti kelereng lalu digoreng.
Tiga jenis olahan pelengkap upakara Caru, yaitu :
1) Sate lembat, bahannya daging, kelapa diparut diisi bumbu lalu dipanggang.
2) Sate asem, bahannya isi perut ayam yang digunakan, setelah dipotong-potong lalu ditusuk kemudian digoreng.
3) Calon dibuat dari daging hewan yang digunakan caru setelah dilumatkan kemudian disi bumbu, dibentuk bulat-bulat seperti kelereng lalu digoreng.
Tri Nadi :
Tiga saluran yang terdapat dalam tubuh kita, yaitu :
1) Saluran/jalan makanan
2) Saluran/jalan nafas
3) Saluran/jalan air
Tiga saluran yang terdapat dalam tubuh kita, yaitu :
1) Saluran/jalan makanan
2) Saluran/jalan nafas
3) Saluran/jalan air
Tri Semaya :
Tiga kurun waktu yang biasa dipergunakan untuk menilai keadaan/situasi sehingga tercapai kesimpulan, yaitu :
1) Atita = Kurun waktu yang lampau
2) Anagata = Kurun waktu yang akan datang
3) Warthamana = Kurun waktu yang sekarang.
Tiga kurun waktu yang biasa dipergunakan untuk menilai keadaan/situasi sehingga tercapai kesimpulan, yaitu :
1) Atita = Kurun waktu yang lampau
2) Anagata = Kurun waktu yang akan datang
3) Warthamana = Kurun waktu yang sekarang.
Tri Parartha :
Tiga tata cara dalam mencapai tujuan hidup, terutama tri bhoga, agar mendapat restu daru Tuhan, yaitu ;
1) Asih = Sayang sesama mahluk hidup seperti menyayangi diri sendiri.
2) Punia = Memberikan dana dengan tulus ikhlas kepada orang lain yang memerlukan.
3) Bhakti = Cinta kasih dan sujud bhakti kepada Ida Sanghyang Widhi dengan melakukan sembahyang.
Tiga tata cara dalam mencapai tujuan hidup, terutama tri bhoga, agar mendapat restu daru Tuhan, yaitu ;
1) Asih = Sayang sesama mahluk hidup seperti menyayangi diri sendiri.
2) Punia = Memberikan dana dengan tulus ikhlas kepada orang lain yang memerlukan.
3) Bhakti = Cinta kasih dan sujud bhakti kepada Ida Sanghyang Widhi dengan melakukan sembahyang.
Tri Pramana :
Tiga cara untuk memperoleh pengetahuan, antara lain :
1) Agama pramana = Percaya didasarkan keterangan para orang suci.
2) Anumana Pramana = Percaya dengan menarik kesimpulan dari adanya tanda-tanda.
3) Pratyaksa Paramana = Percaya berdasarkan kenyataan.
Tiga cara untuk memperoleh pengetahuan, antara lain :
1) Agama pramana = Percaya didasarkan keterangan para orang suci.
2) Anumana Pramana = Percaya dengan menarik kesimpulan dari adanya tanda-tanda.
3) Pratyaksa Paramana = Percaya berdasarkan kenyataan.
Tri Pramana :
Tiga ukuran/pedoman, untuk memberikan penilaian keserasian
1) Desa = Tempat
2) Kala = Waktu
3) Patra = Keadaan/situasi/tulisan.
Tiga ukuran/pedoman, untuk memberikan penilaian keserasian
1) Desa = Tempat
2) Kala = Waktu
3) Patra = Keadaan/situasi/tulisan.
Tri Pramana :
Tiga tenaga/kekuatan
1) Bayu = Kekuatan yang dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan.
2) Sabda = Suara . Bayu dan Sabda, kekuatan dimiliki oleh binatan.
3) Idep = pikiran. Bayu, Sabda dan Idep, kekuatan yang dimiliki oleh manusia.
Tiga tenaga/kekuatan
1) Bayu = Kekuatan yang dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan.
2) Sabda = Suara . Bayu dan Sabda, kekuatan dimiliki oleh binatan.
3) Idep = pikiran. Bayu, Sabda dan Idep, kekuatan yang dimiliki oleh manusia.
Tri Pramana :
Tiga ukuran/perhitungan/persyaratan, untuk menangani suatu masalah, misalnya :
1) Bukti = berupa barang dapat dilihat
2) Saksi = orang melihat secara langsung
3) Ilikhita = berupa transaksi.
Tiga ukuran/perhitungan/persyaratan, untuk menangani suatu masalah, misalnya :
1) Bukti = berupa barang dapat dilihat
2) Saksi = orang melihat secara langsung
3) Ilikhita = berupa transaksi.
Tri Purusa :
Ida Sanghyang Widhi dalam tiga keadaan dan dalam masing-masing keadaan Beliau mempunyai nama yaitu :
1) Parama Śiwa = Ida Sanghyang Widhi dalam keadaan tenang tanpa aktivitas, tidak kena pengaruh maya.
2) Sada Śiwa = Ida Sanghyang Widhi mulai berfungsi, sehingga kena imbas maya, tetapi masih suci murni.
3) Śiwa = Ida Sanghyang Widhi lebih aktif lagi, sehingga lebih banyak kena dipengaruhi maya dan kena pengaruh lupa.
Ida Sanghyang Widhi dalam tiga keadaan dan dalam masing-masing keadaan Beliau mempunyai nama yaitu :
1) Parama Śiwa = Ida Sanghyang Widhi dalam keadaan tenang tanpa aktivitas, tidak kena pengaruh maya.
2) Sada Śiwa = Ida Sanghyang Widhi mulai berfungsi, sehingga kena imbas maya, tetapi masih suci murni.
3) Śiwa = Ida Sanghyang Widhi lebih aktif lagi, sehingga lebih banyak kena dipengaruhi maya dan kena pengaruh lupa.
Tri Purusha Artha :
Tiga unsur yang am,at penting yang harus dimiliki setiap orang sebagai landasan mencapai tujuan hidup.
1) Dharma = Ilmu kesucian
2) Artha = Harta benda/kekayaan
3) Kama = Kesenangan.
1) Dharma = Ilmu kesucian
2) Artha = Harta benda/kekayaan
3) Kama = Kesenangan.
Tri Rna :
Tiga jenis hutang. Menurut kepercayaan, manusia lahir mempunyai hutang terhadap :
1) Dewa Rna = Hutang jiwa terhadap Ida Sanghyang Widhi.
2) Pitra Rna = Hutang jasa kepada leluhur.
3) Rsi Rna = Hutang Ilmu Pengetahuan kepada para Rsi/pendidik.
Tiga jenis hutang. Menurut kepercayaan, manusia lahir mempunyai hutang terhadap :
1) Dewa Rna = Hutang jiwa terhadap Ida Sanghyang Widhi.
2) Pitra Rna = Hutang jasa kepada leluhur.
3) Rsi Rna = Hutang Ilmu Pengetahuan kepada para Rsi/pendidik.
Tri Sakti :
Tiga Kekuatan (Kekuatan Tuhan).
1) Utpati = Kekuatan Tuhan menciptakan segala isi alam baik yang nyata maupun yang tidak nyata.
2) Sthiti = Kekuatan Tuhan memelihara semua ciptaanNya.
3) Pralina = Kekuatan Tuha melebur/memusnahkan semua ciptaanNya,
Tiga Kekuatan (Kekuatan Tuhan).
1) Utpati = Kekuatan Tuhan menciptakan segala isi alam baik yang nyata maupun yang tidak nyata.
2) Sthiti = Kekuatan Tuhan memelihara semua ciptaanNya.
3) Pralina = Kekuatan Tuha melebur/memusnahkan semua ciptaanNya,
Tri Sandhya :
Sembahyang tiga kali dalam sehari, yaitu :
1) Pagi waktu matahari terbit.
2) Tengah hari waktu matahari tepat di atas kepala.
3) Senja hari waktu matahari menjelang terbenam.
Sembahyang tiga kali dalam sehari, yaitu :
1) Pagi waktu matahari terbit.
2) Tengah hari waktu matahari tepat di atas kepala.
3) Senja hari waktu matahari menjelang terbenam.
Tri Sula :
Nama senjata mempunyai tiga sudut, dan di masing-masing ujungnya ada bagian yang runcing, dimiliki Bhatara Shambu yang menjaga alam di Timur Laut.
Nama senjata mempunyai tiga sudut, dan di masing-masing ujungnya ada bagian yang runcing, dimiliki Bhatara Shambu yang menjaga alam di Timur Laut.
Tri Agni :
Tiga macam api ditinjau dari fungsinya, yaitu :
1) Ahawaniyagni = Api untuk memasak di dapur.
2) Grahaspatyagni = Api yang dipergunakan waktu upacara perkawinan sebagai saksi.
3) Citagni/Daksinagni = Api yang digunakan untuk membakar mayat.
Tiga macam api ditinjau dari fungsinya, yaitu :
1) Ahawaniyagni = Api untuk memasak di dapur.
2) Grahaspatyagni = Api yang dipergunakan waktu upacara perkawinan sebagai saksi.
3) Citagni/Daksinagni = Api yang digunakan untuk membakar mayat.
Tri Sabhdaka :
Tiga Pandita. Dimaksudkan tiga Pandita yang berasal dari tiga golongan/warna, yaitu:
1) Pandita Śiwa
2) Pandita Budha
3) Pandita Sengguhu/Bujangga Waisnawa
Tiga Pandita. Dimaksudkan tiga Pandita yang berasal dari tiga golongan/warna, yaitu:
1) Pandita Śiwa
2) Pandita Budha
3) Pandita Sengguhu/Bujangga Waisnawa
Tri Pitaka :
Nama kitab suci Agama Budha, ditulis dalam jaman Asoka, kira-kira 2500 tahun yang lalu.
Nama kitab suci Agama Budha, ditulis dalam jaman Asoka, kira-kira 2500 tahun yang lalu.
Tri Ratna :
Tiga Lembaga Utama. Dalam Ilmu Negara Hindu, terdapat tiga lembaga utama, yakni:
1) Sapta Prabhu = Badan Legislatif
2) Sapta mantra = Badan Ekskutif.
3) Sapta Upati = Badan Yudikatif.
Tiga Lembaga Utama. Dalam Ilmu Negara Hindu, terdapat tiga lembaga utama, yakni:
1) Sapta Prabhu = Badan Legislatif
2) Sapta mantra = Badan Ekskutif.
3) Sapta Upati = Badan Yudikatif.
Tri Tunggal :
Tiga buah huruf suci merupakan perlambang, terdiri dari A – U – M, kemudian dipadukan menjadi AUM diucapkan OM yang mengandung arti Tuhan Yang Maha Esa.
1) A = Mengkhiaskan materi asli atau prakerti.
2) AU = Mengkhiaskan Jiwa Individual.
3) AUM = Mengkhiaskan Diri Tertinggi yaitu Brahman.
Tiga buah huruf suci merupakan perlambang, terdiri dari A – U – M, kemudian dipadukan menjadi AUM diucapkan OM yang mengandung arti Tuhan Yang Maha Esa.
1) A = Mengkhiaskan materi asli atau prakerti.
2) AU = Mengkhiaskan Jiwa Individual.
3) AUM = Mengkhiaskan Diri Tertinggi yaitu Brahman.
Trijata :
Putri sang Wibhisana yang mengawal Dewi Sita waktu berada di Lengka. Trijata juga merupakan semacam tumbuh-tumbuhan.
Putri sang Wibhisana yang mengawal Dewi Sita waktu berada di Lengka. Trijata juga merupakan semacam tumbuh-tumbuhan.
Triwikrama :
Wishnu sebagai penguasa tiga dunia.
Wishnu sebagai penguasa tiga dunia.
Tri Dhrti :
Tiga macam ketetapan. Dengan melatih yoga, melalui :
1) Sattwika Dhrti = Orang yang dapat menguasai budhi, nafas vital, fungsi alat-alat pengamatan dan aksi. Dhrti itu tak pernah menyimpang dari objeknya.
2) Rajasa Dhrti = Adalah yang membantu seseorang untuk mencapai Dharma, Artha, dan Kama, yaitu pemuasan keinginan dan kekayaan.
3) Tamasa Dhrti = Adalah yang mengantar pada impian, ketakutan, kesedihan, perasaan kegagalan dan kemabukan.
Tiga macam ketetapan. Dengan melatih yoga, melalui :
1) Sattwika Dhrti = Orang yang dapat menguasai budhi, nafas vital, fungsi alat-alat pengamatan dan aksi. Dhrti itu tak pernah menyimpang dari objeknya.
2) Rajasa Dhrti = Adalah yang membantu seseorang untuk mencapai Dharma, Artha, dan Kama, yaitu pemuasan keinginan dan kekayaan.
3) Tamasa Dhrti = Adalah yang mengantar pada impian, ketakutan, kesedihan, perasaan kegagalan dan kemabukan.
Trijati :
Lahir tiga kali, yaitu :
1) Ekajati = Lahirnya seseorang dari rahim sang ibu. (Walaka) yang dianggap sama dengan sudra.
2) Dwijati = seorang Walaka yang sudah diupacarai yang disebut Upayana, lalu ia dikenal sebagai Brahmacari. Setelah memenuhi syarat lagi diberi uapacara Samawartana.
3) Trijati = Orang yang sudah didiksa, setelah melaksanakan Nirwrti marga atau Prawrti Marga, agar Diksa menjadi sempurna. Gelar yang diperoleh ialah krtta Diksita.
Lahir tiga kali, yaitu :
1) Ekajati = Lahirnya seseorang dari rahim sang ibu. (Walaka) yang dianggap sama dengan sudra.
2) Dwijati = seorang Walaka yang sudah diupacarai yang disebut Upayana, lalu ia dikenal sebagai Brahmacari. Setelah memenuhi syarat lagi diberi uapacara Samawartana.
3) Trijati = Orang yang sudah didiksa, setelah melaksanakan Nirwrti marga atau Prawrti Marga, agar Diksa menjadi sempurna. Gelar yang diperoleh ialah krtta Diksita.
Tri Upaya Sandhi :
Seorang raja harus memiliki 3 upaya untuk menghubungkan dirinya dengan rakyat, yaitu :
1) Rupa = Seorang Raja harus mengamati wajah rakyatnya, karena roman muka dapat menggambarkan keadaan batin, apakah ia sedang bahagia atau sedang kesusahan.
2) Wangsa = Raja harus mengetahui susunan masyarakat (stratifikasi social) karena hal tersebut akan memudahkan dirinya menentukan system pendekatan kepada rakyatnya.
3) Guna = Raja harus mengetahui tingkat pengertian, pengetahuan dan keterampilan (akal) anggota masyarakatnya.
Seorang raja harus memiliki 3 upaya untuk menghubungkan dirinya dengan rakyat, yaitu :
1) Rupa = Seorang Raja harus mengamati wajah rakyatnya, karena roman muka dapat menggambarkan keadaan batin, apakah ia sedang bahagia atau sedang kesusahan.
2) Wangsa = Raja harus mengetahui susunan masyarakat (stratifikasi social) karena hal tersebut akan memudahkan dirinya menentukan system pendekatan kepada rakyatnya.
3) Guna = Raja harus mengetahui tingkat pengertian, pengetahuan dan keterampilan (akal) anggota masyarakatnya.
Tri Sakti :
Ada tiga sifat dari Tri Sakti, masing-masing sebagai berikut :
1) Sakti Dharma, ialah yang ditimbulkan guna Sattwam, berupa ketenangan, kesabaran, keadilan, dan memiliki pri kemanusiaan.
2) Sakti Kama, ialah pancaran sifat yang ditimbulkan oleh guna Rajas, berupa gerak lincah penuh emosi dan dapat mengantar orang ke puncak kesuksesan.
3) Sakti Artha, ialah pancaran sifat yang ditimbulkan oleh guna Tamas, berupa gerak lamban, ingin enaknya saja.
Ada tiga sifat dari Tri Sakti, masing-masing sebagai berikut :
1) Sakti Dharma, ialah yang ditimbulkan guna Sattwam, berupa ketenangan, kesabaran, keadilan, dan memiliki pri kemanusiaan.
2) Sakti Kama, ialah pancaran sifat yang ditimbulkan oleh guna Rajas, berupa gerak lincah penuh emosi dan dapat mengantar orang ke puncak kesuksesan.
3) Sakti Artha, ialah pancaran sifat yang ditimbulkan oleh guna Tamas, berupa gerak lamban, ingin enaknya saja.
Tri Sinanggah Tua :
Ada tiga anggapan sebagai orang yang dituakan, yaitu :
1) Dianggap tua karena pepernahan (ditinjau dari hubungan keluarga)
2) Dianggap tua karena umur.
3) Dianggap tua karena pengetahuan dan kedudukan.
Ada tiga anggapan sebagai orang yang dituakan, yaitu :
1) Dianggap tua karena pepernahan (ditinjau dari hubungan keluarga)
2) Dianggap tua karena umur.
3) Dianggap tua karena pengetahuan dan kedudukan.
Tri Sadana :
Ada tiga macam pemberian pertolongan, yaitu :
1) Artha dana = pemberian berupa material
2) Brahma dana = pemberian berupa pengetahuan, seperti nasihat-nasihat.
3) Bayu dana = pemberian bantuan berupa tenaga.
Ada tiga macam pemberian pertolongan, yaitu :
1) Artha dana = pemberian berupa material
2) Brahma dana = pemberian berupa pengetahuan, seperti nasihat-nasihat.
3) Bayu dana = pemberian bantuan berupa tenaga.
Tri Mala :
Tiga hal yang dianggap kurang baik misalnya :
1) Kayangan = Tidak percaya dengan orang kerawuhan (kesurupan).
2) Ketayan = Tidak percaya, selain yang diketahui. Bahasa Bali : mulaketo, suba nami = memang begitu, sudah merupakan warisan.
3) Kwmayan = tidak percaya dengan impian.
Tiga hal yang dianggap kurang baik misalnya :
1) Kayangan = Tidak percaya dengan orang kerawuhan (kesurupan).
2) Ketayan = Tidak percaya, selain yang diketahui. Bahasa Bali : mulaketo, suba nami = memang begitu, sudah merupakan warisan.
3) Kwmayan = tidak percaya dengan impian.
Tri Mala :
Tiga hal yang dianggap kurang baik, karena menimbulkan penderitaan, yaitu :
1) Artha = Harta benda/materi juga bisa menimbulkan penderitaan.
2) Kama = Kesenangan yang berlebihan juga bisa menimbulkan penderitaan.
3) Sabda = Kata-kata pun bila kurang dikendalikan bisa juga menimbulkan penderitaan
Tiga hal yang dianggap kurang baik, karena menimbulkan penderitaan, yaitu :
1) Artha = Harta benda/materi juga bisa menimbulkan penderitaan.
2) Kama = Kesenangan yang berlebihan juga bisa menimbulkan penderitaan.
3) Sabda = Kata-kata pun bila kurang dikendalikan bisa juga menimbulkan penderitaan
Dewi Tri Purusa :
Ada tiga sumber sakti yang merupakan manifestasi Ida Sanghyang Widhi yang menguasai dan mengatur :
1) Dewi Saraswati yang menguasai dan mengatur Ilmu Pengetahuan untuk pemenuhan jiwa.
2) Bhatari Sri yang menguasai dan mengatur sandang dan pangan untuk pemenuhan jasmani/fisik.
3) Bhatari Sadhana, yang menguasai dan mengatur sandang, papan untuk pemenuhan jasmani/fisik.
Ada tiga sumber sakti yang merupakan manifestasi Ida Sanghyang Widhi yang menguasai dan mengatur :
1) Dewi Saraswati yang menguasai dan mengatur Ilmu Pengetahuan untuk pemenuhan jiwa.
2) Bhatari Sri yang menguasai dan mengatur sandang dan pangan untuk pemenuhan jasmani/fisik.
3) Bhatari Sadhana, yang menguasai dan mengatur sandang, papan untuk pemenuhan jasmani/fisik.
Trikaya Paramatha :
Ada tiga kekuatan untuk mengalahkan Sadripu (Sadwarga), yaitu :
1) Kayika = Perbuatan yang baik/terpuji.
2) Manacika = Pikiran suci.
3) Wacika = kata-kata yang benar.
Ada tiga kekuatan untuk mengalahkan Sadripu (Sadwarga), yaitu :
1) Kayika = Perbuatan yang baik/terpuji.
2) Manacika = Pikiran suci.
3) Wacika = kata-kata yang benar.
Tri Sarira :
Ada tiga badan yang dianggap orang tua/ayah, yaitu :
1) Śarirakrt = yang mengadakan.
2) Pranadata = Yang memberi jiwa.
3) Annadata = Yang memberi makan minum (yang memelihara).
Ada tiga badan yang dianggap orang tua/ayah, yaitu :
1) Śarirakrt = yang mengadakan.
2) Pranadata = Yang memberi jiwa.
3) Annadata = Yang memberi makan minum (yang memelihara).
Tri Hetu :
Tiga penyebab. Segala sesuatu yang kita kenal melalui indriya selalu berdasarkan sebab-sebab (hetu-hetu) yaitu :
1) Upadana –karana = Adalah sebab-sebab material, misalnya : sebabnya ada kain ialah disebabkan adanya benang; benang disebabkab adanya kapas, dan seterusnya. Akhirnya sapai pada apa yang tidak disebabkan oleh apapun. Dan itulah Tuhan.
2) Asamavayi-karana = Adanya sebab formil misalnya : Sebabnya ada kain ialah benang – benang; benang disebabkan adanya pintalan kapas dan seterusnya. Akhirnya sampai pada yang tidak disebabkan oleh apapun. Timbullah kesimpulan (anumana) adanya Tuhan.
3) Nimitta-karana = Adalah sebab efektif (instrumental), misalnya : sebab adanya kain, disebabkan oleh tenunan dari alat-alat tenun. Alat-alat tenun dapat bekerja disebabkan oleh gerakan mesin-mesin (manusia) dan seterusnya. Sebab alat-alat pokok yang disebabkanm oleh apapun menimbulkan kesimpulan (anumana) adanya Tuhan.
Tiga penyebab. Segala sesuatu yang kita kenal melalui indriya selalu berdasarkan sebab-sebab (hetu-hetu) yaitu :
1) Upadana –karana = Adalah sebab-sebab material, misalnya : sebabnya ada kain ialah disebabkan adanya benang; benang disebabkab adanya kapas, dan seterusnya. Akhirnya sapai pada apa yang tidak disebabkan oleh apapun. Dan itulah Tuhan.
2) Asamavayi-karana = Adanya sebab formil misalnya : Sebabnya ada kain ialah benang – benang; benang disebabkan adanya pintalan kapas dan seterusnya. Akhirnya sampai pada yang tidak disebabkan oleh apapun. Timbullah kesimpulan (anumana) adanya Tuhan.
3) Nimitta-karana = Adalah sebab efektif (instrumental), misalnya : sebab adanya kain, disebabkan oleh tenunan dari alat-alat tenun. Alat-alat tenun dapat bekerja disebabkan oleh gerakan mesin-mesin (manusia) dan seterusnya. Sebab alat-alat pokok yang disebabkanm oleh apapun menimbulkan kesimpulan (anumana) adanya Tuhan.
Tri Manggala Yadnya :
Ada tiga komponen penting yang menentukan sukses tidaknya suatu yadnya yaitu :
1) Sadaka = Pendeta atau pemangku yang akan memimpin/melaksanakan upacara.
2) Mancagra = srati yang membuat banten upacara.
3) Yajamana = yang memiliki yadnya.
Ada tiga komponen penting yang menentukan sukses tidaknya suatu yadnya yaitu :
1) Sadaka = Pendeta atau pemangku yang akan memimpin/melaksanakan upacara.
2) Mancagra = srati yang membuat banten upacara.
3) Yajamana = yang memiliki yadnya.
54. Tri Wara :
Hari pasaran terdiri dari tiga hari, yaitu :
1) Pasah = Dora, Dewanya Sanghyang Cika, Urip/Neptu (9)
2) Beteng = Wahya. Dewanya sanghyang Wacika. Urip/Neptu (4)
3) Kajeng = Biyantara. Dewanya Sanghyang Manacika. Urip/Neptu (7).
Hari pasaran terdiri dari tiga hari, yaitu :
1) Pasah = Dora, Dewanya Sanghyang Cika, Urip/Neptu (9)
2) Beteng = Wahya. Dewanya sanghyang Wacika. Urip/Neptu (4)
3) Kajeng = Biyantara. Dewanya Sanghyang Manacika. Urip/Neptu (7).
Sumber : http://truna-kapah-jumah.blogspot.com/2013/05/jenis-istilah-tri-dalam-agama-hindu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar