ॐ नमः शिवाय

Minggu, 02 Agustus 2015

Pembahasan Mantram Kramaning Sembah/ Panca Sembah



Om Swastyastu

Mantram Kramaning Sembah/ Panca Sembah pernah penulis sampaikan di blog ini. Mantram tersebut biasa kita gunakan saat persembahyangan, setelah melaksanakan Puja Tri Sandhya. Ketika kecil dan masih menempuh pendidikan di Pasraman Pura Candra Prabha (Jakarta Barat), penulis ingat bahwa Mantram Panca Sembah tidak hanya terdiri dari 1 (satu) bait saja. Masih ada kelanjutan dari mantram ini yang belakangan tidak tertulis/ tidak terucapkan dan/atau terdapat ke-tidak seragaman saat persembahyangan bersama (sebagian umat hanya satu bait dan sebagian lain masih ada yang dilafalkan secara utuh).

Berikut Pembahasan Perbedaan Mantram Kramaning Sembah/ Panca Sembah :

Kramaning Sembah I

Mantram :

"Om atma Tattwatma Suddhamam swaha"


Pembahasan
Tidak ada perbedaan pada Kramaning Sembah I / Sembah puyung / tangan kosong ini. Mantram tersebut memiliki arti :

"Oh Hyang Widhi, atma atau jiwa dan kebenaran, bersihkanlah diri hamba"

Kramaning Sembah II


Sebelumnya :


Mantram :

"Om Adityasyà param jyoti
rakta tejo namo’stute

sweta pankaja madhyastha

bhàskaràya namo’stute
Om Pranamyam bhaskaram dewam sarwa klesa winasanam

Parama ditya siwartam bhukti mukti waram pradam

Om Hrang hring sah parama Çiwa raditya yanamah swaha"

Menjadi :


"Om Adityasyà param jyoti
rakta tejo namo’stute

sweta pankaja madhyastha

bhàskaràya namo’stute"


Pembahasan
Sembah kedua ini merupakan permohonan upasaksi yang ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan manifestasi-Nya sebagai Sang Hyang Raditya (matahari) dan menggunakan sarana sekar putih.

Arti dari Bait 1 (satu) :
"Oh Hyang Widhi, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat. Engkau bersinar merah, hamba memuja-Mu. Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah teratai putih. Hamba memuja-Mu yang menciptakan sinar matahari berkilauan"

Arti dari Bait 2 (dua) :
Penulis melakukan pencarian arti/ makna dari Bait 2 (dua) ini dan belum ditemukan artinya secara utuh dari google. Penulis kemudian menggunakan google translate untuk mencari artinya secara utuh. Penggunaan google translate, pertama dengan mendeteksi bahasa dan mengartikannya ke bahasa Hindi, kemudian di artikan kembali ke Bahasa Indonesia. Hasil terjemahan dari google translate memiliki susunan kata dan kalimat yang tidak beraturan, namun secara garis besar Bait 2 (dua) ini memiliki arti/ makna yang sama dengan Bait 1 (satu). 

Kramaning Sembah III

Sebelumnya :


"Om nama dewa adhisthanàya
sarwa wyapi wai siwàya

padmàsana eka pratisthàya

ardhanareswaryai namo namah

Om Brahma Wisnu Iswara dewam, jiwatmanam trilokanam
Sarwa jagat pratisthanam sarwa rogawimorcitam sarwa

Rogawinasanam wighna desa winasanam

Om namah siwaya"


Menjadi :

"Om nama dewa adhisthanàya
sarwa wyapi wai siwàya

padmàsana eka pratisthàya

ardhanareswaryai namo namah"


Pembahasan
Sembah ketiga ini merupakan sembah kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa manifestasi-Nya sebagai Ista Dewata (Dewa yang berstana di tempat melakukan pemujaan) dan permohonan kerahajengan jagat yang ditujukan kepada Sang Hyang Samodhaya.  Sembah ini menggunakan kewangen/ sekar kangkad/ bunga merah :

Arti dari Bait 1 (satu) :
"Oh Hyang Widhi, yang bersemayam pada tempat yang luhur, kepada Hyang Siwa yang berada di mana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja"

Arti dari Bait 2 (dua) :
Penulis melakukan pencarian arti/ makna dari Bait 2 (dua) ini dan belum ditemukan artinya secara utuh dari google. Penulis kemudian menggunakan google translate untuk mencari artinya secara utuh. Penggunaan google translate, pertama dengan mendeteksi bahasa dan mengartikannya ke bahasa Hindi sebagai berikut :

ओम ब्रह्मा विस्नु इस्वर देवम, जीवात्मनाम् त्रिलोकनम्
सर्वे जगत प्रतिस्थानम् सर्व रोगविमोरचितम् सर्व
रोगविनासनम् विघ्न देस विनासनम्
ओम नमः सिवाय

Kemudian di artikan kembali ke Bahasa Indonesia sebagai berikut :

Brahma, Visnu Iswr Devm Om, Jiwatmnam Triloknm
Survey semesta Pratisthanm melayani semua Rogvimorcitm
Gangguan Rogvinasnm des Vinasnm
Om Namah kecuali

Seperti sebelumnya, hasil terjemahan dari google translate memiliki susunan kata dan kalimat yang tidak beraturan, namun secara garis besar Bait 2 (dua) ini ditujukan kepada Trimurti ( Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa) dan Dewa Iswara.

Menurut Subadra, mantram ini cukup di Bait 1 (satu) saja. Penambahan Bait selanjutnya disesuaikan dengan jatuhnya muspa pada Hari Raya tertentu, sebagai berikut :

Om brahma putri maha dewi
Bramanyam brahma wandhini

Saraswati sayadnyanam

Pradnyana ya saraswati

Om saraswati dipata ya namah swaha

(Tambahkan mantra tersebut jika muspa pada Hari Raya Saraswati)
Om brahma wisnu iswara dewam
Jiwat manam tri lokanam

Sarwa jagat prastiyanam

Sawra roga wisnu cirtam

(Tambahkan mantra tersebut juka muspa di Pura Kayangan Jagat)
Om ang brahma prajapati sresta
Swayem bhu paradham guru

Patmayoni catur watra

Brahma skayem unceyate

(Tambahkan mantra tersebut jika muspa di Pura Dalem/Mrajapati)
Menurut purwaspiritual, Pada Persembahyangan umum seperti pada Hari Purnama dan Tilem, Dewata yang dipuja adalah Hyang Siwa yang berada dimana-mana.
Stawanya sebagai berikut:
Om brahma wisnu iswara dewam, jiwatmanam trilokanam, sarwa jagat pratistanam, suddha klesa winasanam.
Om dewa-dewa tri devanam, tri murti linggatmanam tri purusa sudha-nityam, sarvajagat jiwatmanam.
Om guru dewa guru rupam, guru padyam guru purvam, guru pantaram devam, guru dewa suddha nityam.
Om guru paduka dipata ya namah
Kramaning Sembah IV

Sebelumnya :

"Om augreraham manuharem, Dewa data nugrahakem,Yarcanam sarwa pujanam,Namah sarwa nugrahakem. Dewa dewi maha siddhi,Yadnya kartham mulat midem,Laksmia, Siddhisca Dirgayu,Nirwigwna Sukawerdhi tah" 

Menjadi :

"Om anugraha manoharam dewa dattà nugrahaka arcanam sarwà pùjanam namah sarwà nugrahaka. Dewa-dewi mahàsiddhi yajñanya nirmalàtmaka laksmi siddhisca dirghàyuh nirwighna sukha wrddisca"

Pembahasan
Sembah keempat ini merupakan sembah kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan manifestasi-Nya sebagai dewa pemberi anugerah dan permohonan warabugraha/penugerahan Sembah ini menggunakan kewangen/ bunga.

Arti dari mantram keempat :
"Oh Hyang Widhi, pemberi anugrah, anugrah pemberian Dewata, pujaan dari segala pujaan, hamba memuja-Mu sebagai pemberi segala anugrah. Kemahasiddhian dari para Dewa dan Dewi berwujud yadnya suci. kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan dan kemajuan rohani dan jasmani"

Perbedaan Mantram seperti yang penulis tuliskan dengan warna biru dan latar kuning :

Sebelumnya :

Yadnya kartham mulat midem

Menjadi :

yajñanya nirmalàtmaka

Selain itu terdapat juga sebagian umat yang menggunakan mantram di 
Kramaning Sembah IV sebagai berikut :

"Om Anigraha manohara dewadattanugrahaka
Arcanam sarwa pujanam, namah sarwanugrahka

Dewa dewi maha sidhi yajňanga nirmalatmaka

Laksmi siddhircadhirghahayu, Nirwighna sukha wrddhisca
Om Gring anugraha arcana ya namo namah swaha
Om Gring anugraha manuhara ya namo namah swaha
Ayur werdi yaso werdi
Wredir pradnya sukha sriyam

Dharma santana wredisca

Santute sapta wredayah
Yatta meru sthita dewa
Yawat gangga mahe tale

Candrakau ganggane tawat

Tattwatma wijayam bhawat
Om Dhirgahayu astu tat astu astu swaha
Om Awighnam astu tat astu swaha
Om Subhamastu tat astu astu swaha
Om Sukham bhawantu purnam bhawantu sriyam bhawantu
Sapta werdhi astu tat astu astu swaha
Antyestih parama pindam
Antyestih dewa mersittah

Sarwestih eka stanawa

Sarwa Dewa sukha pradana

Ya namo namah swaha"


Berdasarkan subadra, Terdapat juga sebagian Umat yang melafalkan Kramaning Sembah IV sebagai berikut :

Om anugraha mano hara
Dewa data nugrahaka

Archanam sarwa pujanam

Namah sarwa nugrahaka

Om dewa dewi maha sidhi
Yajnanga nirmalatmaka

Laksmi sidhis ca dirgahayu

Nirwigenha sukha werdhis ca

Om sryam bhawantu
Shukham bhawantu

Purnham bhwantu

Om ksama sampurna ya namah swaha


Bait terakhir tersebut juga merupakan Doa Memasang Bija, sebagai berikut :
menempelkan bija di dahi :

Om sriyam bhawantu

Oh tuhan, semoga kebahagiaan selalu hamba peroleh

Menempelkan bija dibawah tenggorokan :

Om sukham bhawantu

Oh tuhan, semoga kesenangan selalu hamba peroleh

Menelan bija :

Om purnam bhawantu, om kesama sampurnam ya namah swaha

Oh tuhan, semoga kesempurnaan meliputi hamba

Oh tuhan, semoga semuanya menjadi bertambah sempurna


Kramaning Sembah V


Mantram :

Om Dewa suksma paramà cintyàya nama swàha. Om Sàntih, Sàntih, Sàntih, Om

Pembahasan
Tidak ada perbedaan pada Kramaning Sembah V / Sembah puyung / tangan kosong ini. Mantram tersebut memiliki arti :

"Oh Hyang Widhi, hamba memuja-Mu yang tidak terpikirkan. Semoga damai, damai, damai selalu"

Bila persembahyangan itu dituntun oleh seorang Sulinggih/ Pandita/ Pinandita, maka sebelum sembah puyung terakhir, biasanya tambahan mantramnya adalah seperti dibawah ini. Para peserta persembahyangan (umat) hanya mengikuti dalam hati tanpa ikut mengucapkan mantra.

"Om ayur vrddhir yaso vrddhih, vrddhih orajna sukha sriyam, dharma santana vrddhih syat, santu te sapta-vrddhayah.
Om yavan Merau sthito devah, yavad Gangga mahitale, candrarkau gagane yavat, tavad va vijayi bhavet.
Om dirghayur astu tathastu, Om avighnam astu tathastu, Om subham astu tathastu, Om sukham bhavatu, Om purnam bhavatu, Om sreyo bhavatu, Sapta vrddhir astu"

Artinya :

Bertambah dalam usia, bertambah dalam kemashuran, bertambah dalam kepandaian, kegembiraan dan kebahagiaan, bertambah dalam dharma dan keturunan, tujuh pertambahan semoga menjadi bagianmu.
Selama Tuhan bersemayam di Gunung Meru, Selama sungai Gangga berada di dataran bumi, Selama matahari dan bulan berada di langit, Selama itu semoga seorang mendapat kejayaan.
Semoga panjang umur, Semoga tiada rintangan, Semoga baik, Semoga bahagia, Semoga sempurna, Semoga rahayu, Semoga tujuh pertambahan terwujud.
Setelah persembahyangan selesai dilanjutkan dengan mohon tirtha dan bija.

Kesimpulan Umum
Seperti kita ketahui bersama, Agama Hindu merupakan Agama yang berada di jalan dharma. Tidak ada sedikitpun paksaan untuk keseragaman yang dapat mengakibatkan perlawanan dengan bathin atau rasa yang di miliki masing-masing umat, khususnya dalam melaksanakan persembahyangan atau berhubungan dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Umat Hindu perlu tetap berpegang kepada 2 (dua) Sloka tentang ke - Esaan Tuhan dan Tata Cara Puja kepada Tuhan dalam Agama Hindu sebagai berikut : 

"EKAM SAT WIPRAH BAHUDA WADANTI

Artinya : 

“Hanya satu (Ekam) Sang Hyang Widhi (Sat), namun orang bijaksana (viprah) menyebutkan (wadanti) dengan banyak nama (bahuda)

dan Bhagawad Gita IX.26 :

"patram puspam phalam toyam
yo me bhaktya prayacchati
tad aham bhakty-upahrtam
asnami prayatatmanah"

Artinya :

Siapa yang sujud kepada-Ku dengan persembahan setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah-buahan atau seteguk air, Aku terima sebagai bakti persembahan dari orang yang berhati suci.

Maka beribadahlah kepada Sang Hyang Widhi sebagai umat yang berhati suci tanpa paksaan apapun, dan jadikanlah setiap ibadah kita sebagai sebuah kesadaran penuh dari dalam diri kita sendiri atas dasar kebenaran.

Om Santih Santih Santih Om

Oleh eliciadwipratama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar