ॐ नमः शिवाय

Selasa, 28 Juli 2015

Materi Pelajaran atau Bahan Ajar Agama Hindu SD Kelas IV

Panca Saraddha

Arti Panca Saraddha:
Panca Saraddha berasal dari dua kata yaitu: Panca yang artinya lima dan Saraddha yang artinya keyakinan atau kepercayaan.jadi panca saraddha adalah lima keyakinan atau kepercayaan Umat Hindu.

Bagian-bagian Panca saraddha:
1. Percaya dengan adanya Brahman ( Ida Sang Hyang Widhi).
2. Percaya dengan adanya Atma.
3. Percaya dengan adanya Karmaphala.
4. Percaya dengan adanya Punarbhawa atau Samsara.
5. Percaya dengan adnya Moksa.

1. Percaya dengan adanya Ida Sang Hyang Widhi (Brahman)
Umat Hindhu percaya bahwa Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi) hanya satu tetapi Beliau mempunyai banyak sebutan sesuai dengan tugas-Nya atau aktivitas-Nya. Misalnya saat mencipta disebut Dewa Brahma.Pada saat memelihara atau menyelenggarakan kelangsungan kehidupan di Bumi dan alam semesta ini Beliau disebut Dewa Wisnu. Pada saat Beliau melakukan aktivitasnya melebur atau memusnakan Beliau disebut Dewa Siwa. Pada saat mengatur angin/udara disebut Dewa Bayu.Di lautan,Beliau mempunyai wewenang (menguasai laut dan samudra) sehingga Beliau disebut Dewa Waruna/Dewa Baruna,dsb.
Seloka-seloka yang menyatakan bahwa Tuhan hanya satu diantaranya:
a. Dalam Chandogya Upanisad,disebutkan: "Ekam Eva Advityam Brahman", yang artinya; Ida sang Hyang Widdhi hanya satu tidak ada duanya.
b. Dalam Narayana Upanisad 2 (Tri Sandhya bait II) disebutkan: "Eko Narayanad Na Dvityo'sti Kascit", yang artinya; hanya ada satu Tuhan sama sekali tidak ada duanya.
c. Dalam Kitab Sutasoma disebutkan: "Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma mangrwa", yang artinya; berbeda-beda tetapi tetap satu tidak ada Dharma yang kedua.
d. Dalam Reg Weda,disebutkan: "Ekam Sat Viprah Bahuda vadanti", yang artinya Ida sang Hyang Widhi hanya satu namun para arif bijaksana menyebutnya dengan banyak nama.

Di Bali Tuhan disebut dengan banyak nama sesuai dengan Swabawanya masing-masing,seperti:
a. Sang Hyang sangkan Paran artinya; Tuhan menjadi asal mula dan tujuan akhir atau kembalinya seluruh alam.
b. Sang Hyang Tunggal artinya; Tuhan adalah Maha Esa.Maha Tunggal tidak ada duanya.
c. Sang Hyang Wenang atau sang Hyang Tuduh artinya; Tuhan memegang wewenang atau kekuatan yang mutlak dalam bentuk susunan dan peraturan alam yang juga memegang nasib makhluk sesuai dengan suba dan asuba karmanya.
d. Sang Hyang Siwa; Tuhan Maha Pelindung dan Termulia.
e. Sang Hyang Guru; Tuhan sebagai Guru Besar atau Bapak Besar seluruh alam semesta.
f. Sang Hyang Jagatnatha/Jagat Karana/Praja Patya; Tuhan menjadi Raja seluruh alam dengan isinya.
g. Sang Hyang Darma; Tuhan bersipat dan berkeadaan Benar Sejati.
h. Sang Hyang Parama Siwa/Parama Wisesa; Tuhan Maha Besar,Maha Kuasa dan Maha Mulia.
i. Sang Hyang Maha Dewa;Tuhan adalah Dewa Yang Tertinggi.
j. Sang Hyang Adi Bhuda; Tuhan adalah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.
k. Sang Hyang Tri Murti/Tri Wisesa; Tuhan sebagai "Pencipta","Pemelihara" dan "Pelebur".
l. Sang Hyang Paramatma; Tuhan sebagai sumber Atma (jiwa besar) yang menjiwai alam semesta.

2. Percaya dengan adanya Atma
Atma adalah percikan terkecil dari Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan.Karena Tuhan adalah Atma yang tertinggi,sumber dari Atma. Atma memberi jiwa kepada semua mahluk,sehingga makluk dapat hidup.Bila Atma meninggalkan tubuh mahluk maka mahluk itu akan mati. Lambat laun tubuh yang mati itu akan hancur.Tetapi Atma tidak. Atma tidak dapat mati ataupun hancur. Atma mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Achodya : tak terlukai oleh senjata
2. Adahya : tak terbakar oleh api
3. Akledya : tak terkeringkan oleh angin
4. Acesyah : tak terbasahkan oleh air
5. Nitya : abadi,kekal
6. Sarwagatah : dimana-mana ada
7. Sthanu : tak berpidah-pindah
8. Acala : tak bergerak
9. Sanatana : selalu sama
10. Awyakta : tak dilahirkan
11. Achintya : tak terpikirkan
12. Awikara : tak berubah

3. Percaya dengan adanya Karma Phala
Karma Phala disebut juga hukum sebab akibat.Karma Phala terdiri dari dua kata yaitu dari kata karma yang artinya perbuatan atau kerja,dan kata Phala yang artinya buah atau hasil. Jadi Karma Phala artinya buah atau hasil dari segala perbuatan baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar.
Karma Phala dipengaruhi oleh dua sifat dasar manusia yaitu: Dawai Sampad adalah sipat kedewataan yang mempengaruhi manusia untuk berbuat baik. Dan sifat Asuri Sampad adalah sifat keraksasaan yang mendorong manusia untuk berbuat buruk atau berbudi rendah.
Perbuatan baik disebut dengan Suba Karma dan perbuatan buruk disebut dengan Asuba Karma.
Perbuatan yang baik akan mendapatkan hasil atau buah yang baik pula sedangkan perbuatan yang buruk akan mendapatkan phahala yang setimpal.Namun pada kenyataannya banyak kasus yang berlaku terbalik,misalnya;ada orang curang,jahat tetapi kehidupannya baik,sedangkan orang yang selalu berbuat baik kadang kehidupannya penuh penderitaan. Hal ini bisa hterjadi karena Karma Wesananya (hasil dari sisa perbuatannya terdahulu). Hal ini dimungkinkan karena Umat Hindu mengenal 3 bagian Karma Phala yaitu:
1. Sancita Karma Phala adalah hasil dari perbuatan kita yang terdahulu yang belum sempat kita nikmati. hasil perbuatan kita yang terdahulu itu baru bisa kita nikmati pada kehidupan kita sekarang.
2. Prarabda Karma Phala adalah hasil dari perbuatan kita sekarang yang bisa kita nikmati pada kehidupan kita sekarang.
3. Kriyamana Karma Phala adalah hasil dari perbuatan kita sekarang yang baru dapat kita nikmati pada kehidupan yang akan datang. Atau bisa diterima oleh anak cucu kita.
Dalam Kehidupan kita kadang hukum belum mampu memberikan keadilan yang semestinya maka tak sedikit orang yang perbuatannya jahat justru lolos dari jeratan hukum/pengadilan. Tetapi Tuhan sudah memperhitungkan itu,sehingga di alam akhirat ada lagi pengadilan yang lebih tinggi dari pengadilan di dunia. Disini keadilan benar-benar ditegakkan. Yang memang berbuat salah akan mendapatkan ganjaran yang setimpal.Mereka akan mengalami penyiksaat di Neraka.
Dalam lontar Atmaprangsangsa dinyatakan ada beberapa jenis tempat penyiksaan roh yang bersalah,antara lain:
a. Kawah Tamra Gohmuka adalah jambangan yang sangat besar yang terbuat dari tembaga tempat menghukum atau merebus Atma orang yang tamak,rakus,lobha.
b. Kawah Waci adalah jambangan yang sangat besar yang berisi air kencing dan kotoran manusia.
c. Batu Macepak adalah sebuah batu yang sangat besar yang terbelah dua dan bisa tertutup sendiri. Tempat untuk menyiksa roh yang berkata kasar dan suka memfitnah semasa hidupnya.
d. Titi Gonggang adalah jembatan yang sangat kecil melintasi jurang besar yang berisi api. Tempat hukuman bagi orang yang ingkar janji,suka menipu dan suka memfitnah.
e. Sungai Waitarini adalah sungai luas yang tak bertepi. Airnya sangat deras dan dalam kadang-kadang airnya mendidih. Sungai itu di huni oleh ribuan buaya dengan moncong yang menganga,siap memangsa Atma yang selama hidupnya suka mempraktekkan ilmu hitam.
f. Kayu Curiga adalah kayu besar yang berdaun keris. Atma yang semasa hidupnya suka selingkuh,maka ia akan diikat dibawah pohon itu. Paksi Raja (burung raksasa) akan menggoyang-goyangkan pohon itu sehingga daun kerisnya akan berjatuhan,menancap ditubuh Atma tersebut.
g. Bambu Petung Agni adalah pohon bambu besar dengan lidah api yang berkobar-kobar. Atma atau roh yang selama hidupnya suka menjalankan ilmu teluh/ilmu hitam.akan digantung di pohon bambu ini dalam posisi kepala di bawah
h. Ketket Raja adalah pohon putri malu yang sangat besar dengan duri-duri yang sangat panjang,tempat menghukum para roh yang semasa hidupnya suka usil menjalankan ilmu teluh/ilmu hitam.
i. Tegal Penangsaran adalah tanah lapang yang sangat luas dan tandus,disinari oleh ribuan matahari sehingga panas sekali. Tempat ini untuk menghukum Atma/roh yang selama hidupnya suka membuat panas hati orang lain.

4. Percaya dengan adanya Punarbhawa (Samsara)
Punarbhawa terdiri dari dua kata,yaitu kata Punar yang artinya kembali,dan kata Bhawa yang artinya lahir. Jadi Punarbhawa artinya lahir kembali,atau lahir berulang-ulang.
Atma bersifat abadi ia tidak bisa mati ataupun hancur. Yang mati dan hancur adalah tubuh kasarnya saja. Atma akan dilahirkan kembali dengan mengambil wujud baru sebagai mahluk hidup baru. Bisa lahir sebagai manusia atau mahluk lainnya tergantung karmanya (perbuatannya) dikehidupannya yang lalu.

Berikut ini adalah beberapa contoh penjelmaan yang diakibatkan oleh karmanya pada kehidupan sebelumnya:
1. Orang yang suka membunuh makhluk berjiwa tampa alasan dengan bengis dan kejam tampa belas kasihan. Maka dia akan dilahirkan dalam kehidupan yang lebih rendah,Penuh kesedihan dan penderitaan. Bila dilahirkan sebagai manusia maka ia akan berumur pendek.
2. Orang yang suka menyiksa dan menyakiti makhluk lain maka dikelahirannya nanti dia akan dilahirkan sebagai makhluk yang lebih rendah. kalau dia lahir sebagai manusia maka ia akan selalu sakit-sakitan.
3. Bila lekas naik darah dan panas hati,lekas marah dan benci serta curiga maka dia akan dilahirkan sebagai manusia yang buruk rupa atau seram.
4. Sedang bagi yang tidak suka berdana punia (menyumbang),tidak suka menolong orang dalam kesusahan,maka dalam kelahirannya kelak akan menjadi manusia yang kesehatannya selalu tidak baik.
5. Orang yang iri hati,cemburu dan penuh kedengkian,jika dilahirkan kembali maka ia akan menjadi orang yang tidak mempunyai wibawa dan pengaruh.
6. Orang yang tidak mau belajar dan tidak mau menanyakan tentang dharma/Agama,maka iya akan terlahir menjadi orang yang bodoh,tidak mempunyai kecerdasan.
7. Orang yang tinggi hati,sombong,tidak mau menghormati orang yang patut dihormati,maka ia akan lahir sebagai orang yang hina.
8. Orang yang pemarah,panas hati,tetapi ia suka berdandan,suka menolong orang,memberi makan,memberi minum,pakaian,tidak iri hati dan benci,maka ia akan dilahirkan dengan wajah jelek,tetapi kaya,mempunyai kekuatan besar,mempunyai harta benda dan pengaruh atau wibawa. 
9. Orang yang tidak pernah marah,berjiwa cinta kasih dan suka berdana,pemurah,suka menolong,memberi mana dan minum,pakaian,tidak iri hati dan dengki,maka ia akan terlahir menjadi orang yang cantik/tampan sedap dipandang,menawan,simpatik,sopan santun,memiliki keindahan,kaya hartawan dan berwibawa serta mempunyai pengaruh.
10. Dewa neraka (penuh dosa) lahir sebagai manusia. manusia neraka lahir menjadi ternak. Ternak neraka lahir menjadi binatang buas.Binatang buas neraka lahir menjadi burung. Burung neraka lahir menjadi ular.dsb. Semakin jelek perbuatannya semasa hidupnya maka akan semakin rendah kehidupan berikutnya.
11. Seorang pembunuh Brahmana (orang suci) maka ia akan terlahir menjadi: anjing,babi,lembu,kambing,kijang dan burung.
12. Seorang Brahmana (orang suci) suka minum-minuman keras akan menjelma menjadi insect,burung dan binatang buas.
13. Orang yang suka menimbulkan kesusahan bagi orang lain maka akan lahir menjadi binatang karnipora.
14. Orang yang suka mencuri ,maka akan lahir menjadi binatang.

Percaya terhadap adanya moksa
Moksa berasal dari Bahasa sansekerta dari kata Muc yang berarti membebaskan,mengeluarkan,melepaskan.Dari urat kata itu kemudian menjadi Mukta/Moksa yang berarti kelepasan atau kebebasan. Jadi yang dimaksudkan dengan Moksa adalah: terlepasnya Atma dari pengaruh maya dan terbebas dari ikatan Subha dan Asubha Karma,sehingga Atma dapat menyatu dengan Ida sang Hyang Widhi.
Moksa berdasarkan waktu pencapaiannya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: moksa yang dicapai ketika masih hidup disebut dengan Jiwan Mukti. dan moksa yang dapat dicapai setelah meninggal.
Moksa yang dicapai setelah meninggal dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:
a. Moksa yaitu terlepasnya Atma dengan badan kasarnya,untuk menyatu dengan Tuhan.Dengan masih meninggalkan jasad (mayat).
b. Adhi Moksa yaitu terlepasnya Atma dari badan kasarnya dan menyatu dengan Tuhan. Dengan kekuatan yoganya mampu melebur dirinya sendiri (api suci) hingga hanya meninggalkan abu.
c. Parama Moksa Menyatunya Atma dengan Tuhan tampa meninggalkan apapun. Dengan kekuatan yoganya mampu melenyapkan dirinya tampa bekas.
Untuk mencapai moksa tentulah tidak mudah. Untuk memudahkan tujuan kita untuk mencapai Moksa,umat Hindu mengenal 4 jalan atau empat cara yang disebut dengan Catur marga.Adapun bagian-bagian dari Catur Marga itu adalah sebagai berikut:
1. Bhakti Marga adalah cara untuk mencapai Moksa dengan jalan cinta kasih yang mendalam Kepada Tuhan dan makhluk ciptaannya.Sujud bhakti Kepada Tuhan dengan jalan Sembahyang,dsb.
2. Karma Marga adalah cara untuk mencapai moksa dengan jalan melakukan kewajiban sebaik mungkin. Bekerja dengan tekun yang hasilnya kita persembahkan Kepada Tuhan sebagai ungkapan rasa terima kasih atas Karunianya.
3. Jnana Marga adalah cara untuk mmencapai moksa dengan jalan mempelajari dan mendalami ilmu pengetahuan suci dan menularkannya kepada orang lain agar mencapai pencerahan.
4. Raja Marga adalah cara untuk mencapai moksa dengan jalan tapa yoga dan semadhi.

Bhuana Agung dan Bhuana Alit


Dalam pandangan Hindu alam semesta yang maha luas ini disebut dengan Bhuana Agung atauMakrokosmos. Sedangkan mahluk hidup di dalamnya disebut Bhuana Alit atau Mikrokosmos.
Bhuana Agung dan Bhuana Alit adalah ciptaan Tuhan. Alam semesta yang dulunya tidak ada kemudian diciptakan oleh Tuhan. Pada suatu ketika alam semesta ini pun akan dimusnakan kembali,kemudian diciptakan lagi dan lalu dimusnakan. Demikianlah selalu mengikuti siklus-Nya.
Pada saat alam ini diciptakan disebut dengan Srsti atau Brahma Diwa (siang hari Tuhan). Ketika dunia di tiadakan disebut Pralaya atau Brahma Nakta (malam hari Brahma). Satu hari Brahma disebut satu Kalpa.

BHuana Agung dan Bhuana Alit sama-sama dibentuk oleh Unsur Panca Maha Bhuta. Unsur Panca Maha tersebut terdiri dari:
Pertiwi (unsur padat)
Apah (unsur cair)
Bayu (unsur udara)
Teja (unsur panas)
Akasa (unsur ether)

Untuk lebih jelasnya,lihatlah tabel berikut ini:
Unsur
Bhuana Agung
Bhuana Alit
Pertiwi (padat)
Apah (cair)
Bayu (udara)
Teja (panas)
Akasa (ether)
Batu,logam,timah
Air,minyak,hujan
Udara,angin,gas,hawa
Api,sinar,panas,cahaya
langit,rongga-rongga di alam semesta
Tulang,daging,kuku,rambut,otot
darah,lendir,kelenjar
Nafas
panas badan
Rongga hidung,rongga mata

Panca Maha Bhuta berasal dari Panca Tan Matra.
Bagian-bagian Panca Tan Matra:
a. Gandha : benih bau menjadi Pertiwi.
b. Rasa : benih rasa cecap menjadi Apah.
c. Rupa : benih rupa (warna) menjadi Teja.
d. Sparsa : benih rasa sentuhan menjadi Bayu.
e. sabda : benih suara menjadi Akasa. 
Dalam kehidupan sehari-hari,manusia digolong-golongkan berdasarkan tugas dan fungsinya yang disebut dengan Warna yakni: golongan Brahmana yang tugas dan fungsinya adalah di bidang pendidikan dan keagamaan,Ksatria tugasnya didalam pemerintahan (politik),Wesya tugasnya dibidang ekonomi,perdagangan dan pertanian,sedangkan Sudra bertugas membantu ke-empat golongan yang disebut duluan. Disamping berdasarkan tugas dan fungsinya juga digolongkan berdasarkan Sorohnya,yaitu: soroh,Arya,soroh Pasek,soroh Pande,dukuh dan sebagainya.
Begitupun kelompok atau jenis binatang dapat dibedakan menjadi:
1. Pasu adalah binatang ternak, separti: sapi,kerbau,kambing,babi,kuda dan sebagainya.
2. Marga adalah binatang liar yang ada di hutan,seperti: singa,harimau,kijang dan sebagainya.
3. Paksi adalah ungas atau jenis burung yang dapat terbang ,seperti: ayam,itik,angsa dan sebagainya.
4. Sarisrpa adalah binatang melata atau merayap,seperti: ular,cacing,lintah,belut,kadal,tokek,biawak, dsb.
5. Mina adalah semua jenis ikan,baik ikan air tawar maupun ikan air laut.

Sedangkan jenis tumbuh-tumbuhan (Sthawara) meliputi:
1. Trna adalah bangsa rumput atau jenis rumput-rumputan.
2. Taru adalah bangsa kayu yang berbatang besar.
3. Lata adalah bangsa tumbuhan yang menjalar.
4. Gulana adalah tumbuhan jenis gulana.
5. Janggama adalah bangsa tumbuh-tumbuhan parasit.

Untuk materi Budaya disingkrunkan dengan => klik Dharmagita!

Hari Suci

Yang disebut dengan Hari Suci adalah: hari yang disucikan atau dikeramatkan berdasarkan perhitungan hari baik yakni Wariga. Wariga atau Dewasa bersumber dari kitab suci Weda yang disebut dengan Jyotisa (astronomi dan ilmu perbintangan).Perhitungan wariga berdasarkan Wewaran,Wuku dan Sasih. Di bawah ini akan diuraikan tentang Wewaran.
Nama-nama Wewaran
1. Eka Wara : luang.
2. Dwi Wara : manga,pepet.
3. Tri Wara : pasah,beteng,kajeng (dora,wahya,bhyantara)
4. Catur Wara : sri,laba,jaya,manala.
5. Panca wara : umanis,paing,pon,wage,kliwon.
6. Sad Wara : tungleh,aryang,wurukung,paniron,was,maulu.
7. Sapta Wara : redite,soma,anggara,buda,wraspati,sukra,saniscara.
8. Asta Wara : sri,indra,guru,yama,ludra,brahma,kala,uma.
9. Sanga Wara : dangu,jangur,gigis,nohan,ogan,erangan,urungan,tulus,dadi.
10. Dasa Wara : pandita,pati,suka,duka,manu,manusa,sri,raja,dewa,raksasa.

Nama-nama wuku:
1. Sinta
2. Landep
3. Ukir
4. Kulantir
5. Tolu
6. Gumbreg
7. Wariga
8. Warigadean
9. Julungwangi
10. Sungsang
11. Dungulan
12. Kuningan
13. Langkir
14. Medangsia
15. Pujut
16. Pahang
17. Krulut
18. Merakih
19. Medangkungan
20. Tambir
21. Matal
22. Uye
23. Menail
24. Prangbakat
25. Bala
26. Ugu
27. Wayang
28. Klawu
29. Dukut
30. Watugunung Hari suci juga disebut dengan rerainan. Rerainan berdasarkan penggabungan antara Panca Wara dengan Sapta Wara antara lain:
Buda KliwonTumpekBuda CemengAnggara KasihKosong
Sinta
Gumbreg
Dungulan
Pahang
Matal
Ugu
Landep
Wariga
Kuningan
Krulut
Uye
Wayang
Ukir
Warigadean
Langkir
Merakih
Menail
Klau
Kulantir
Julungwangi
Medangsia
Tambir
Prangbakat
Dukut
Taolu
Sungsang
Pujut
Medangkungan
Bala
Watugunung

Lihat =>Rerainan Bali.
Pengaruh Sasih terhadap Musim
NoBulan MasehiNama SasihIklim
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Kapitu
Kaulu
Kasanga
Kadasa
Jesta
Asada
Kasa
Karo
Katiga
Kapat
kalima
Kanem
Musim hujan,angin ribut
Musim hujan,angin ribut
Musim hujan reda
Memasuki musim panas
Musim panas
Musim panas
Musim panas
Musim dingin
Musim semi
Memasuki musim hujan
Musim hujan
Musim hujan

Hari Raya Galungan

Hari Raya Galungan jatuhnya setiap 6 (enam) bulan sekali. Tepatnya pada hari Rabu (Buda) Kliwon wuku Dungulan.Galungan merupakan peringatan Kemenangan Dharma atas Adharma. Hari raya Galungan disebut juga dengan Piodalan Jagat atau Otonan Bumi. Pada saat Galungan memuja Sang Hyang Widhi yang disebut Sang Hyang Jagatnatha.
Ciri khas pada Hari raya Galungan adalah Penjor yang didirikan di depan rumah,di sebelah kanan pintu masuk rumah. Penjor adalah lambang Gunung Agung sebagi ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas kemakmuran dan kesejahteraan. Penjor dibuat dari sebatang pohon bambu,yang dihias sedemikian rupa dengan hiasan janur ambu (daun enau muda),serta berbagai hasil bumi dan sanganan (kue upacara).

Kegiatan yang dilakukan pada Hari Raya Galungan:
1. Tiga hari sebelum Galungan disebut dengan hari Panyekeban (nyekep) buah-buahan agar masak sebagai sarana upakara. Secara pilosofis berarti pengendalian diri,menjaga kesucian hati agar tidak tergoda oleh sang Bhuta Galungan.Karena pada hari ini turunnya Sang Hyang Tiga Wisesa dalam wujud Bhuta galungan.
2. Dua hari sebelum Galungan disebut Panyajaan Galungan. Adalah hari membuat sanganan (kue) untuk upacara. Secara pilosofis berarti menaklukkan hawa nafsu dan meningkatkan kewaspadaan agar tidak tergoda oleh Sang Kala Tiga Wisesa.
3. Sehari sebelum Galungan disebut Hari Panampahan Galungan. Pada saat ini umat mendirikan penjor juga memotong hewan untuk sarana upacara.Secara pilosofis artinya membunuh sifat-sifat buruk (negatif)pada diri kita seperti malas,loba,iri hati, dsb. Artinya pikiran dan hati kita mesti suci untuk menyambut Hari raya Galungan.
4. Hari Raya Galungan yaitu lambang kemenangan Dharma atas Adharma. Pada saat ini melakukan persembahyangan untuk memuja Ida Sang Hyang widhi penguasa alam semesta yang disebut Sang Hyang Jagatnatha.
5. Sehari setelah Galungan disebut Manis Galungan. Pada saat ini Umat Hindu bersilahturami ke pada sanak saudara/kerabat serta berekreasi ketempat-tempat wisata.
6. Sepuluh hari setelah Galungan disebut Hari Suci Kuningan. Tepatnya jatuh pada hari Saniscara (sabtu) Kliwon wuku Kuningan.Pada hari ini umat melakukan persembahyangan untuk memuja Tuhan serta untuk memuja para Leluhur (Pitara Pitari) yang turun ke Bumi untuk mengunjungi keturunannya yang masih hidup. Persembahyangan mesti selesai pada tengah hari,karena para Leluhur pada tengah hari kembali ke khayangan (alam Dewata).

Hari Raya Saraswati

Dewi Saraswati
jatuhnya setiap hari Sabtu Umanis wuku Watugunung. Pemujaan ditunjukkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi wasa dalam manifestasinya sebagai Dewi Saraswati/Dewi Ilmu Pengetahuan.Pada malam harinya Umat melakukan renungan suci semalam suntuk. Beseknya pagi-pagi melakukan Banyu Pinaruh sebagai penyucian lahir bathin dengan mandi di pantai atau mata air.Dewi Saraswati dilambangkan sebagai wanita yang sangat cantik,dengan berbagai keistimewaan.
Baiklah disini akan diuraikan tentang penggambaran Dewi Saraswati:
1. Gadis cantik: melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu indah dan sangat menarik.
Tangan empat: melambangkan bahwa istimewa,lebih dari manusia biasa (artinya pengetahuan menjadikan orang istimewa dan mempunyai kelebihan).
Angsa : melambangkan kebijaksanaan.
Merak : melambangkan kewibawaan.
Air : melambangkan bahwa pengetahuan itu terus mengalir.
Genitri : melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu tidak bisa habis untuk dipelajari.
Keropak : melambangkan tempat penyimpanan (sumbernya) ilmu pengetahuan.
Wina : melambangkan seni budaya yang agung.
Teratai : pengetahuan itu sangat suci.

Hari Raya Pagerwesi
Jatuhnya setiap enam bulan sekali,tepatnya pada hari Rabu Kliwon wuku Sinta. pada hari ini memuja Tuhan dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru (guru alam semesta). pada hari ini Umat Hindu melaksanakan tapa,brata,yoga,semadi untuk memperoleh ketentraman dan kedamaian lahir dan bathin.

Hari Suci Siwalatri
Siwalatri artinya Malam siwa. Malam renungan suci atau malam penebusan dosa.Jatuhnya pada Purnamaning Tilem Kapitu pada saat Dewa Siwa sedang beryoga. Pada hari ini Umat hindu melaksanakan tapa,brata,yoga dan semadi. Melek semalam suntuk merenungi diri.
Tapa Brata
a. Upawasa : artinya tidak makan dan minum.
b. Monobrata : artinya tidak berbicara.
c. Jagra : tidak tidur semalam suntuk.

Hari Raya Nyepi

ogoh-ogohHari Suci Nyepi
Jatuhnya setiap satu tahun sekali,tepatnya pada penanggal apisan Sasih Kadasa.Hari Raya nyepi merupakan tahun baru Saka. Pada hari Raya Nyepi Umat Hindu menyepikan diri,tidak boleh beraktivitas yang disebut dengan Catur Brata Panyepian. Tujuannya adalah untuk menetralisir unsur-unsur Bhuta Kala dalam diri manusia agar bisa menenangkan pikiran dalam menyambut tahun baru Saka.
Adapun rangkaian upacara Nyepi antara lain:Melasti
Rangkaian Hari Raya Nyepi diawali dengan Melasti/melis/atau mekiis yang bermakna sebagai penyucian Arca,Pratima,Pralingga. Pratima adalah media untuk memusatkan pikiran sehingga pikiran pokus menuju Tuhan. Melasti dilaksanakan 3 (tiga) hari sebelum Nyepi,dilaksanakan di pantai atau sungai yang mengalir ke laut.
Tawur Kasanga (Bhuta Yadnya)
Sehari sebelum Nyepi tepatnya pada hari tilem Chaitra (kasanga) disebut pangerupukan (malam pangerupukan),dilangsungkan upacara Tawur Kasanga dengan mecaru di masing-masing desa pakraman.Menyalakan obor,menabuh bunyi-bunyian,menebarkan Nasi Tawur atau diiringi Ogoh-ogoh. Tujuannya adalah untuk mengundang para Bhuta Kala untuk menikmati upacara kurban sehingga menjadi somia,netral dan harmonis,tidak mengganggu kehidupan manusia.
Hari Raya Nyepi
Pada saat Nyepi umat tidak melakukan aktivitas apa-apa. Agar suasana jadi sepi dan sunyi (khusuk) umat melaksanakan Catur Baratha Panyepian yang terdiri dari:
1. Amati Geni : tidak menyalakan api,baik siang maupun malam.
2. Amati Karya : tidak melakukan kerja.
3. Amati lalanguan : tidak bersuara yang gaduh,tidak berhuru-hara.
4. Amati Lelungaan : tidak bepergian.
Ngembak Geni
Sehari setelah Nyepi disebut Ngembak Geni. Catur Brata Panyepian kembali di buka. Umat melakukan silaturahmi kepada sanak saudara,atau berrekreasi ketempat-tempat wisata.

Panca Yama Bratha

Ajaran Panca Yama Bratha merupakan Susila Hindu yang sudah semestinya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Susilaartinya:peraturan tentang tingkah laku yang baik dan benar yang akan mendatangkan kebahagiaan dalam kehidupan di dunia.
Pengertian:
Panca Yama Bratha terdiri dari kata Panca yang artinya 5 (lima),Yama artinya pengendalian diri,dan Bratha (wrata) artinya keinginan atau kemauan. Jadi Panca Yama Bratha artinya lima macam cara mengendalikan keinginan agar tidak melakukan perbuatan yang melanggar Susila.

Bagian-bagian Panca Yama Bratha:
1. Ahimsa.
Ahimsa terdiri dari kata a yang artinya tidak, dan himsa yang artinya menyakiti atau membunuh. Jadi Ahimsa artinya perbuatan yang tidak menyakiti atau membunuh mahluk lain.Yang dimaksudkan disini adalah tidak semena-mena menyakiti dan membunuh demi nafsu belaka. Tapi dibenarkan membunuh hewan untuk kepentingan Yadnya seperti yang tercantum dalam lontar Wrtisesana,yaitu:
  • Untuk Dewa Puja atau persembahan kepada Dewa.
  • Untuk Athiti Puja atau persembahan kepada tamu.
  • Untuk Pitra Puja atau persembahan kepada para leluhur.
  • Dharma Wighata untuk menyelamatkan tanam-tanaman dari serangan hama penyakit.
  • Untuk dimakan.

  • 2. Brahmacari
    Yang dimaksud dengan Brahmacari adalah masa menuntut ilmu (usia belajar) seperti murid-murid disekolah. Bila dikaitkan dengan perkawina,Brahmacari dapat dikelompokan sebagai berikut:
    Sukla Brahmacari,yaitu orang yang tidak pernah menikah seumur hidupnya.
    Sewala Brahmacari,yaitu orang yang hanya menikah sekali seumur hidupnya.
    Tresna atau Kresna Brahmacari,yaitu orang yang menikah lebih dari satu kali.

    3. Satya
    Satya artinya setia dan jujur. Ada lima macam Satya yaitu:
    Satya Hredaya,artinya setia dan jujur terhadap kata hati.
    Satya Wacana,artinya setia dan jujur terhadap perkataan.
    Satya Semaya,artinya setia dan jujur terhadap janji.
    Satya Laksana,artinya setia dan jujur terhadap perbuatan.
    Satya Mitra,yaitu setia dan jujur terhadap teman.

    4. Awyawaharika
    Ajaran Awyawaharika menjadikan orang rendah hati,sederhana,jujur,menyayangi sesama,berbudi luhur,dan suka menolong tanpa pamrih.

    5. Astainya
    Astainya mengajarkan manusia agar selalu jujur,tidak suka pada hak milik orang lain dalam artian tidak mencuri. karena mencuri adalah perbuatan yang dilarang agama.

    Contoh-Contoh Perilaku Panca Yama Brata Contoh Perilaku Ahimsa:
    a. Merawat Binatang peliharaan,
    b. Menyayangi keluarga,
    c. tidak menyinggung perasaan orang lain,
    d. Tidak membunuh binatang selain untuk kepentingan yadnya,
    e. Menghormati sesama, dll

    Contoh Perilaku Brahmacari
    a. Rajin belajar,
    b. Tidak malas masuk,
    c. Rajin bertanya kepada Guru akan hal yang belum dimengerti,
    d. Melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi,
    e. Tidak bosan belajar,
    f. Selalu ingin tahu akan informasi terbaru,dll

    Contoh perilaku Satya:
    a. Selalu berkata jujur,
    b. Berpendirian teguh,
    c. Tidak mau melaklukan perbuatan yang menyakiti orang lain,
    d. Menyayangi teman,
    e. Selalu menepati Janji, dll.

    Contoh perilaku Awyawaharika:
    a. Melakukan perbuatan sesuai Dharma,
    b. Tidak bertengkar dengan orang lain,
    c. Tidak menggunakan kepandaian untuk menyakiti orang lain,
    d. Tidak menghina orang lain, dll

    Contoh perilaku Astainya:
    a. Tidak mencuri harta milik orang lain,
    b. Menjaga harta benda yang dimiliki,
    c. Menaruh harta benda dengan baik, dll.

    PANCA NYAMA BRATA

    Pengertian Panca Nyama Brata
    Panca Nyama Brata berasal dari tiga kata, yakni:
    - Panca artinya lima,
    - Nyama artinya pengendalian yang bersifat batiniah, dan
    - Brata artinya kemauan atau keinginan. 

    Jadi Panca Nyama Brata artinya lima pengendalian diri yang bersifat batiniah. Tujuan Panca Nyama Brata untuk membina atau mengembangkan sifat-sifat bakti kepada Tuhan melalui pengendalian kemauan dan melakukan pantangan-pantangan menurut ajaran Agama Hindu. Sumber ajaran Panca Nyama Brata adalah Kitab Wrhaspati Tattwa, sloka 61, sebagai berikut:
    Akrodha guru susrusca
    Saucam aharalagawam
    Apramadasca pancaite
    Niyamah parikirtitah.

    Artinya:
    Akrodha namanya tidak marah saja. Guru Susrusa namanya bakti berguru. Sauca namanya selalu melakukan japa, membersihkan badan. Aharalagawa ialah tidak banyak-banyak makan. Apramada namanya tidak lalai.

    Bagian-bagian Panca Nyama Brata
    a. Akrodha
    b. Guru Susrusa,
    c. Sauca
    d. Aharalaghawa, dan
    e. Apramada.

    1. Akroda
    Akroda artinya tidak marah,pengendalian diri dari amarah,karena amarah adalah api yang akan membakar diri kita kelembah dosa.
    2. Guru Susrusa
    Guru Susrusa artinya hormat, taat dan tekun menjalankan ajaran dan nasehat-nasehat dari Guru. Dalam Agama Hindu ada empat Guru yang harus dihormati disebut dengan Catur Guru, keempat guru itu adalah:
    a. Guru Reka atau Guru Rupaka artinya ayah dan ibu yang telah melahirkan, memelihara dan merawat kita dari bayi sampai tumbuh dewasa .
    b. Guru Pengajian atau Guru Waktra artinya Ibu Bapak guru yang mangajar kita disekolah dari tidak tahu membaca menulis berhitung sampai menjadi bisa. Selain Guru di sekolah, yang termasuk Guru Pengajian adalah para Sulinggih, para Resi yang telah menyebarkan Ajaran Weda.
    c. Guru Wisesa adalah pemerintah yang selalu memberikan perlindungan kepada setiap warga negara. Yang termasuk Guru Wisesa, seperti: Kadus, Perbekel, Camat, Bupati, Anggota DPR, Gubernur, Polisi, Tentara, Presiden, dll.
    d. Guru Swadhyaya artinya guru alam semesta yaitu Ida Sang Hyang Widhi.
    3. Sauca
    Sauca artinya suci lahir batin. Untuk menjaga kesucian lahir batin Menurut Kitab Manawa Dharma Sastra dapat dilakukan dengan:
    a. Mandi untuk membersihkan badan,
    b. Kejujuran untuk membersihkan pikiran,
    c. Ilmu Pengetahuan dan Tapa untuk membersihkan roh atau jiwa,
    d. Kebijaksana digunakan untuk membersihkan akal.

    Selain itu yang perlu disucikan adalah Kayika, Wacika dan Manacika kita.

    4. Aharalaghawa
    Aharalaghawa artinya membatasi makan dan minum.

    5. Apramada
    Apramada artinya taat menjalankan kewajiban dan mengamalkan ajaran agama.

    Contoh-contoh Perilaku Panca Yama Brata


    Contoh-contoh Perilaku Akrodha:
    a. Tidak cepat marah,
    b. Mengendalikan keinginan,
    c. Mengendalikan pikiran,
    d. Menghadapi masalah dengan tenang, dll

    Contoh-contoh Perilaku Guru Susrusa:
    a. Berbakti kepada orang tua,
    b. Mematuhi Nasehat Orang tua dan Guru di sekolah,
    c. Melaksanakan kegiatan,
    d. Melaksanakan ajaran guru dengan penuh tanggung jawab,
    e. Taat terhadap tata tertib,
    f. Sederhana, rendah hati, jujur dan setia pada kebenaran,
    g. Mematuhi peraturan-peraturan dan undang-undang yang berlaku,
    h. Rajin berdoa,
    i. Hidup bersih lahir batin,
    j. Mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. 

    Contoh-contoh Perilaku Sauca:
    a. Mandi tengan teratur,
    b. Rajin Sembahyang,
    c. Selalu berkata jujur,
    d. Selalu bersikap tenang dan bijaksana,
    e. Rajin berlatih memusatkan pikiran dengan cara pranayama, dan samadi,
    f. Bersikap jujur dan setia pada kebenaran, dll

    Contoh-contoh perilaku Aharalaghawa:
    a. Selalu bersyukur dengan apa yang dimakan,
    b. Makan secukupnya sesuai kebutuhan,
    c. Tidak minum minuman beralkohol, dll.

    Contoh-contoh perilakuApramada:
    a. Melaksanakan kewajiban dengan baik dan ikhlas,
    b. Taat melaksanakan tugas yang diberikan,
    c. Tidak lalai dan tidak sombong, dll. 

    Penerapan Panca Yama


    Di Keluarga:
    a. Saling menyayangi sesama anggota keluarga,
    b. Rajin belajar,
    c. Tidak bertengkar dengan saudara,
    d. Selalu berbuat jujur, tidak berbohong dengan anggota keluarga,
    e. Tidak berbuat curang kepada saudara, dll. 

    Di Sekolah:
    a. Menyayangi teman,
    b. Belajar dengan tekun dan teliti,
    c. Selalu berbuat jujur kepada guru dan teman di sekolah,
    d. Mau berteman dengan siap saja,
    e. Tidak bertengkar dengan teman,
    f. Tidak mencuri barang milik teman, dll
    Di Masyarakat:
    a. Menyayangi semua makhluk,
    b. Tidak suka menghina teman atau oarang lain,
    c. Berperilaku sebagai seorang terpelajar, disiplin, bertanggungjawab dan sopan,
    d. Berpendirian teguh,
    e. Melakukan perbuatan sesuai Dharma,
    f. Tidak melakukan perbuatan menipu, curang, mencuri, merampok maupun korupsi, dll.

    Penerapan Panca Nyama Brata


    Di Rumah:
    a. Berperilaku tenang dalam menghadapi masalah,
    b. Hormat dan bakti kepada orangtua,
    c. Selalu menjaga kebersihan badan dan kebersihan pikiran,
    d. Mensyukuri apa yang dimiliki,
    e. Melaksanakan tugas dari orangtua dengan ikhlas, dll

    Di Sekolah:
    a. Tidak cepat tersinggung kepada teman,
    b. Memaafkan kesalahan teman,
    c. Mentaati tata tertib sekolah,
    d. Melaksanakan perintah dan ajaran Guru di sekolah,
    e. Bersikap tenang dan bijaksana,
    f. Rajin menabung, dll

    Di Masyarakat:
    a. Berusaha menghadapi persoalan dengan tenang,
    b. Mematuhi perundang-undangan yang berlaku,
    c. Sikap tenang dan bijaksana dalam berbagai hal,
    d. Tidak berfoya-foya dan mabuk-mabukan,
    e. Tidak lali dengan kewajiban di masyarakat, seperti gotong royong,
    f. Tidak sombong di masyarakat, dll


    Dipetik dari buku Semara Ratih Kls.IV dan sumber lainnya.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar