ॐ नमः शिवाय

Senin, 27 Juli 2015

Canakya Nitisastra

Canakya Nitisastra merupakan sebuah pustaka yang berisi pemikiran-pemikiran tinggi tentang moralitas, pergaulan sehari-hari dan juga bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa (Sri Hari (dalam Darmayasa, 1995: xvii). Berbicara tentang pendidikan anak, dalam Canakya Nitisastra cenderung mengedepankan peran orangtua sebagai pendidik anak dalam lingkungan keluarga, serta anak yang diharapkan nantinya adalahyang berbudi pekerti luhur yang diibaratkan seperti pohon cendana di tengah hutan. 

Berikut kutipan-kutipan Sloka dalam Canakya Nitisastra terkait masalah pendidikan anak:
Putras ca vividhaih silair
Niyojah satatam budhaih
Niti-jnah sila sampanna
Bhawanti kula pujitah
                        Canakya Nitisastra II.10
Artinya:
Orang bijaksana hendaknya mengajarkan putranya tata susila, pengetahuan Niti Sastra dan ilmu pengetahuan suci lainny, sebab seorang putra yang mahir dalam pengetahuan Niti Sastradan pengetahuan suci lainnya akan menyebabkan keluarga terpuji.



Mata satru pita bairi
Yena balo na pathitah
Na sobhate sabha-madhye
Hamsa-madhye bako yatha
                        Canakya Nitisastra II.11
Artinya:
Seorang bapak danibu yang tidak memberikan pelajaran (kesucian) kepada anaknya, mereka berdua adalah musuh dari anak tersebut. Anak tersebut tidak akan ada artinya di masyarakat, bagaikan seekor burung bangau di tengah-tengah kumpulanburung angsa.



Lalanad bahavo dosas
Tadanad bahavo gunah
Tasmat putram ca sisyamca
Tadayen na tu lalayet
                        Canakya Nitisastra II.12
Artinya:
Anak yang dididik dengan memanjakan akan menjadi durhaka dan jahat. Sedangkan dengan memberikan hukuman-hukuman ia akan menjadi baik. oleh karena itu didiklah putra-putri dan murid-murid anda dengan cara memberikan hukuman-hukuman dan tidak dengan cara memanjakannya.



            Hukuman-hukuman yang dimakud dalam sloka ini bukanlah hukumuan berupa siksaan atau kekerasan verbal maupun fisik, namun lebih kepad mendidik anak melalui disiplin yang kuat, sehingga anak terbiasa dengan kehidupan yang disiplin sebagai salah satu indikator kepribadian anak yang mulia. 

Lebih lanjut disampaikan karakter anak yang diharapkan dari sebuah keluarga seperti kutipan sloka berikut:

Ekanapi suvrksena
Puspitena sugandhita
Vasitam tadvanam sarvam
Suputrena kulam yatha
                        Canakya Nitisastra III.14
Artinya:
Seluruh hutan menjadi wangi hanya karena ada sebuah pohon dengan bunga indah dan harum semerbak. Begitu juga halnya kalau di dalam keluarga terdapat seorang anak yang suputra.



Ekena suska-vrksena
Dahyamanena vahnina
Dahyate tadvanam sarvam
Kuputrena kulam yatha
                        Canakya Nitisastra III.15
Artinya:
Seluruh hutan terbakar hangus hanya karena satu pohon kering yang terbakar. Begitulah seorang anak yang kuputra menghancurkan dan memberikan aib bagi seluruh keluarga.



Lalayet panca-varsani
Dasa-varsani tadayet
Prapte tu sodase varse
Putram mitravadacaret
                        Canakya Nitisastra III.18
Artinya:
Asuhlah putra dengan cara memanjakannya sampai berumur lima tahun, memberikan hukuman-hukuman selam sepuluh tahun berikutnya. Kalau ia sudah menginjak umur enam belas tahun didiklah ia dengan cara berteman.


Slokena va tadardhena
Tadarddharddhaksarena va
Avandhyam divasam kuryad
Danadhyayana-karmabhih
                        Canakya Nitisastra II.13
Artinya:
Isilah waktu setiap hari dengan menghafalkan satu sloka 1 ayat, atau setengah sloka, atau seperempat sloka ataupun satu huruf dari sloka tersebut. Atau isilah hati-hari anda dengan bersedekah, belajar kitab-kitab suci dan kegiatan bermanfaat lainnya. Dengan demikian hari-hari anda akan menjadi berarti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar