Manusia: makhluk sosial Memerlukan manusia yang lainnya sebagai teman untuk berkomunikasi, melakukan pertimbangan-pertimbangan logis, bergotong royong, dan aktivitas biologis lainnya.
Hubungan harmonis bukan hanya antar manusia tapi juga dengan makhluk hidup lainnya. Untuk mencapai ketentraman à etika/susila Agama mengajarkan kepada kita semua yang ada di alam semesta ini berasal dari satu sumber, yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dasar dari semua etika (susila) Hindu adalah Tat Twam Asi.
TAT TWAM ASI: Arti: Kamu adalah saya, saya adalah kamu
Pada dasarnya semua makhluk adalah sama, yakni sama-sama diciptakan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Menolong orang lain berarti juga menolong diri kita sendiri. Mengajarkan agar kita senantiasa mengasihi orang lain atau menyayangi makhluk lainnya
Landasan etik dan moral bagi umat Hindu di dalam menjalani hidupnya sehingga ia dapat melaksanakan kewajibannya di dunia ini dengan harmonis. Dalam kehidupan bernegara: Identik dengan perikemanusiaan dan Pancasila. Mengamalkan atau melaksanakan Pancasila berarti telah melaksanakan ajaran Weda
Suasana kebersamaan dan kerukunan umat beragama, maupun sinergi suku, ras, antar golongan yang penuh perdamaian dan didorong oleh rasa kesadaran nasional niscaya akan terwujud dengan harmonis.
Tat Twam Asi mempunyai arti engkau adalah aku dan aku adalah engkau. Makna mendasar yang dapat dipetik dari Tat Twam Asi tersebut adalah bagaimana menyayangi diri sendiri demikian juga menyayangi orang lain bahkan lingkungan sekalipun. Atas dasar itu maka tindakan hormat menghormati sesama umat beragama adalah sangat diperlukan bahkan harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Ajaran Tat Twam Asi sangat selaras dengan ideology Negara yaitu pancasila. Dengan demikian setiap warga Negara mempunyai hak untuk mengaktualisasikan ajarannya ditengah-tengah masyarakat sepanjang tidak bertentangan dengan tatanan yang berlaku di masyarakat tersebut serta tetap mengutamakan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Dari uraian di atas kiranya perlu digaris bawahi bahwa ajaran agama merupakan pedoman dan tuntunan bagi umatnya dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun perlu diingat bahwa umat beragama adalah warga Negara Indonesia, oleh karena itu harus mengetahui dan memahami empat ( 4 ) pilar utama yaitu : Pancasila sebagai ideology Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ), Wawasan kebangsaan dan Bhineka Tunggal Ika.
Dengan empat pilar utama diatas maka setiap warga Negara yang sekaligus umat beragama hendaknya tetap mempertahankan NKRI yang berideologi pancasila dengan mengembangkan wawasan nasionalnya bahwaIndonesiaadalah Negara yang multi kultural yang perlu dijaga ditumbuh kembangkan dan dipertahankan sampai kapan saja.
Semoga Brahman ( Tuhan Yang Maha Esa ) menganugerahkan kekuatan dan sinar sucinya kepada seluruh warga bangsa khususnya warga Kalimantan Barat agar dapat melaksanakan hak dan kewajibannya dengan baik, sehingga dapat memberikan kontribusi positif kepada Negara dan daerah Kalimantan Barat guna ketertiban, kesejahteraan, kemajuan dan kejayaan Indonesia pada umumnya dan Kalimantan Barat khususnya.
Berbakti kepada agama dan Negara sesuai dengan konsep dalam agama Hindu yang di sebut dengan Dharma Agama dan Dharma Negara. Sebagai umat Hindu kiranya perlu menanamkan pemahaman yang mendalam untuk berbuat kebenaran berdasarkan Dharma selama hidup ini sebagai bentuk persembahan atau pengabdian (Yasa Kerthi) guna kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara.
Untuk meyakini hal tersebut dapat direnungkan dengan mendalam apa yang disabdakan dalam Yajurveda XIX. 30 berbunyi sebagai berikut :
"Vratena diksam apnoti,
Diksoya apnoti daksinam,
Daksina sraddham apnoti,
Sraddhaya satiam apjate".
Artinya :
"Dengan persembahan diperoleh kesucian, Dengan kesucian didapat kemuliaan, Dari kemuliaan didapat kehormatan, Dari kehormatan didapat keyakinan dan, Dari keyakinan diperoleh kebenaran yang sejati".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar