CADHU SAKTI
Pengertian Cadhu SaktiBagian-bagian Cadhu Sakti
Cadhu Sakti terdiri dari empat bagian, yaitu:
Pengertian bagian-bagian Cadhu Sakti
1. Wibhu Sakti
2 Prabhu Sakti. Prabhu :
3. Jnana Sakti
a. Dura Adnyana/Dura Sarwajnana, yaitu Tuhan berpengetahuan serba tembus, b. Dura Srawana, artinya Tuhan memiliki pendengaran tembus yaitu mampu mendengar suara baik yang dekat maupun yang jauh, dan c. Dura Darsana yaitu, Tuhan penglihatan serba tembus artinya Tuhan mampu melihat kejadian dahulu, sekarang dan yang akan datang.
4. Krya Sakti
Contoh Kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi dalam Cadhu Sakti
1. Wibhu Sakti adalah sifat Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Maha Ada, meresap memenuhi Bhuana atau Wyapi Wyapaka/berada dimana-mana, tiada tempat yang tidak dipenuhi oleh wujud-Nya.
Contohnya:
2. Prabhu Sakti berarti sifat Ida Sang Hyang Widhi Maha Raja atau Maha Kuasa, menguasai alam semesta sebagai; pencipta (Utpti), pemelihara (Sthiti) dan pelebur (Pralina) atas ciptaan-Nya.
Contohnya:
a. Matahari selalu terbit dari Timur dan tenggelam di Barat.3. Jnana Sakti adalah sifat Ida Sang Hyang Widhi Wasa Maha Tahu. Ida Sang Hyang Widhi mengetahui segala kejadian dan segala yang ada di alam baik yang nyata/kelihatan maupun yang tidak nyata.
b. Adanya siang dan malam.
c. Adanya kelahiran, kehidupan dan kematian.
d. Adanya kesembuhan .
e. Adanya Penyakit, .
f. Seorang dokter pintar mengobati orang sakit, tetapi dia tidak kuasamenahan hukuman Tuhan pada akhirnya ia akan mati. .
g. Betapa canggihnya otak manusia yang membidangi meteorologi dangeofisika untuk mendeteksi bencana alam seperti gempa, tsunami, gunung meletus, tetapi bila Hyang Widhi berkehendak manusia tidak dapat menghindari dan menolaknya. .
Contoh-contohnya:
-Ketika seseorang akan meninggal tidak pada waktunya biasanya akan menampakkan tanda-tanda seperti firasat. Firasat yang ditunjukkan itu adalah tanda-tanda yang diperlihatkan Tuhan kepada manusia.
-Sang Hyang Widhi mengetahui apa yang akan terjadi .
-Tuhan lebih tahu tentang nasib ciptaan-Nya sendiri.
4. Krya Sakti adalah sifat Ida Sang Hyang Widhi sebagai Maha Karya. Sang Hyang Widhi dapat berbuat apa saja yang dikehendakinya,
Contoh-contohnya:
-Sang Hyang Widhi menciptakan keindahan alam -Ida Sang Hyang Widhi dapat menggerakkan matahari, bumi, bintang dan planet-planetnya, -Ida Sang Hnyang Widhi menciptakan segalanya, dan segala ciptaanya pasti berguna.
SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA HINDU SESUDAH KEMERDEKAAN INDONESIA
Sejarah Agama Hindu sebelum KemerdekaanSejarah Perkembangan Agama Hindu Menjelang Kemerdekaan Indonesia
a. di Gianyar ada oranisasi yang bernama Sara Poestaka,
b. di Singaraja/Buleleng ada perkumpulan yang bernam Surya Kanta dan Suita Gama Tirtha,
c. di Kelungkung juga berdiri organisasi yang bernuansakan agama Hindu bernama Catur Wangsa Dirga Gama Hindu Bali,
d. di Denpasar berkembang juga organisasi yang bernuansakan agama Hindu bernama Bali Dharma Laksana.
e. Di tahun 1939 pemerintah menggalakkan program Bali Sering dengan tujuan menjaga kehidupan Agama Hindu dan Budaya Bali dari pengaruh budaya dan kepercayaan di luar Bali.
Perkembangan Agama Hindu Setelah Kemerdekaan
- Ketua : Ida Pedanda Wayan Sidemen - Wakil Ketua : I Gusti Bagus Oka - Sekretaris : DR. Ida Bagus Mantra
Isi Piagam Campuan Ubud: 1.Mengenai Dharma Agama yang terdiri dari 10 butir meliputi tentang : a. Pengakuan Weda Sruti sebagai inti ajaranAgama Hindu2.Mengenai Dharma Negara yang terdiri dari 7 butir meliputi tentang: a. kemerdekaan, |
a. Pendirian Perguruan Tinggi Agama, maka tanggal 3 Oktober 1963 didirikanlah Mahawidya Bhawana Institut Hindu Darma ( IHD ) dan sekarang telah menjadi Universitas Hindu Indonesia ( UNHI ),
b. Disetiap Provinsi dan Kabupaten seluruh wilayah Indonesia berdiri Parisada.
c. Dengan telah terbentuknya Parisadha di seluruh Indonesia, maka untuk menyamakan maksud dan tujuan diadakanlah Mahasabha, seperti:
1. Mahasabha I dilaksanakan tanggal 7 –10 Otober 1964 dihadiri oleh utusan Parisadha seluruh Indonesia. Hasil keputusannya adalah menyempurnakan Lembaga Hindu Parisadha Hindu Dharma Bali menjadi Parisadha Hindu Dharma,
2. Mahasabha II dilaksanakan di Denpasar dari tanggal 2-5 Desember 1968.
3. Pesamuan Agung dilaksanakan di Yogyakarta dari tanggal 21 - 24 Februari 1971. Hasil Pesamuan Agung di Yogyakarta menghasilkan rumusan dibidang Dharma Agama dan Dharma Negara, yaitu berupa pengajuan usul kepada Pemerintah Pusat agar Perayaan Hari Raya Nyepi menjadi libur Nasional.
4. Mahasabha III diselenggarakan tanggal 27 - 29 Desember 1973 bertempat di Denpasar.
5. Mahasabha IV diselenggarakan pada tanggal 24 - 27 Desember 1980 di Denpasar. Hasil keputusannya yakni tentang tempat suci dan kepanditaan.
6. Diakuinya Hari Raya Nyepi sebagai Hari Libur Nasional oleh Pemerintah Pusat berdasarkan Keputusan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 setelah 12 tahun dari pengajuannya ( diajukan tahun 1971)
7. Mahasabha V dilaksanakan dari tanggal 24 - 27 Februari 1986, memutuskan tentang:a. Ajaran agama b. Pesantian Hindu atau Widyalaya c. Perubahan nama dari Parisadha Hindu Dharma Bali menjadi Parisadha Hindu Dharma Indonesia.
8. Mahasabha VI diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 9-14 September 1991. Hasil keputusannya, seperti:a. Pemilihan tempat kerja Pengurus yaitu pengurus PHDI yang melaksanakan Dharma Negara berkedudukan di Jakarta, b. Kedudukan tempat kerja pengurus yaitu pengurus PHDI yang melaksanakan Dharma Negara berkedudukan di Bali.
9. Pada Mahasabha VII dan Mahasabha VIII terjadi perubahan struktur kepengurusan PHDI.
Fungsi dan Peran Parisadha
a. Menata kehidupan beragama Hindu,
b. merumuskan ajaran dan mengembangkan kehidupan beragama Hindu sehingga terus dapat berkembang sejalan dengan perkembangan jaman,
c. memberikan pemahaman ajaran Agama Hindu kepada Umat Hindu melalui ceramah dan Dharma Tula.
Hasil kerja Parisadha
Hasil-hasil Pembangunan yang bernuansa agama Hindu setelah Kemerdekaan Indonesia
A. Bidang Pendidikan: bidang pendidikan formal dan pendidikan non formal.
A.1 Bidang Pendidikan Formal seperti:
1. Tahun 1959 Yayasan Dwijendra Denpasar mendirikan Pendidikan Guru Atas Hindu Bali (PGAH Bali)
2. Tahun 1968 PGAH Bali dinegerikan menjadi Pendidikan Guru Agama Hindu (PGAH) Negeri Denpasar. Kemudian diikuti dengan pendirian PGAH di: Singaraja, Tabanan, Jembrana, Mataram Lombok, Klaten Jawa Tengah, Blitar Jawa Timur.
3. Tahun 1963 didirikan Perguruan Tinggi Maha Widya Bhawana Institut Hindu Dharma Denpasar ( IHD ) yang sekarang bernama Universitas Hindu Indonesia ( UNHI )
4. Menyusul lagi pendirian Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) di beberapa daerah di Indonesia baik negeri maupun swasta dan juga didirikan IHD di Bangli dan Denpasar
B.2 Bidang Pendidikan Non Formal seperti:
1. Mengadakan Pangasraman Kilat di sekolah setiap libur akhir tahun ajaran bagi siswa SD, SMP, SMA untuk memberikan pendalaman Agama,
2. Pemerintah Daerah Bali atas Keputusan Gubernur mewajibkan setiap Desa Pakraman mengadakan Pangasraman untuk mendalami ajaran Agama seperti praktek membuat sarana upacara, budi pakerti, Dharmagita, dan Yoga Asana,
3. Bagi Umat Hindu di Bali mengadakan sekolah minggu bertempat di Pura untuk memperdalam ajaran agama Hindu
4. Pemerintah terus menerus mengadakan perbaikan Kurikulum dan memberikan penataran-penataran kepada Guru-guru Agama Hindu
5. Pemerintah melalui Kantor Wilayah Agama Provinsi Bali memberikan penyuluhan kemasyarakat oleh tenaga Penyuluh di masing-masing Kabupaten.
B. Bidang Pembangunan Tempat Suci
a. Pura Mandara Giri Semeru Agung di Lumajang Jawa Timur,
b. Pura Payogan Agung Kutai di Kalimantan Timur di tempat bekas Kerajaan Hindu Pertama ( Kutai)
c. Pura Jagatkarta atau lebih dikenal dengan nama Pura Gunung Salak di Bogor Jawa Barat,
d. Pura Blambangan di Jawa Timur, Pura Alas Purwa di Banyuwangi,
e. Pura Pancaka di Mataram Lombok Barat.
f. Candi-candi peninggalan agama Hindu yang dulunya tidak terurus sekarang mendapat perhatian dan dimanfaatkan sebagai tempat persembahyangan, seperti: Candi Ceto, Candi Prambanan, Candi Kidal, Candi Tikus, Candi Panataran, dll.
C. Bidang Kesusastraan
Hasil pembangunan yang bernuansakan Hindu pada bidang Kesusastraan, seperti:
a. Diterbitkannya buku pedoman hidup beragama dengan judul Dharma Prawerti Sastra dan Upadesa,
b. Selanjutnya banyak generasi muda Hindu mulai menulis buku-buku yang bernafaskan ajaran agama Hindu baik yang bersifat umum maupun ilmiah.
c. Munculnya penerbit-penerbit yang menerbitkan hasil karya tulisan agama Hindu seperti: Penerbit Dharma Bakti di Denpasar, Penerbit Upada Sastra di Denpasar, Penerbit Pustaka Manik Geni di Denpasar, Penerbit Paramita di Surabaya,
d. Mulai banyak dialihaksarakan naskah-naskah lontar yang mengandung ajaran agama Hindu sehingga mudah dibaca dan dipahami oleh Umat Hindu,
e. Diterjemahkannya kitab-kitab Parwa seperti Adi Parwa, Sabha Parwa ( Asta Dasa Parwa), Kekawin, Kidung untuk memudahkan generasi berikutnya mempelajari atau mempedomani ajarannya yang bersumber dari Itihasa, Tantri, dll
f. Mulai diterbitkannya Majalah, Tabloid maupun karya tulis lainnya yang bertujuan memberikan pemahaman kepada umat Hindu.
D. Hasil Bidang Seni Budaya
Dalam Utsawa Dharmagita yang dilombakan, seperti:
a. Pembacaan Sloka,
b. Pembacaan Kekawin,
c. Kidung,
d. Macepat/Sekar Alit,
e. Palawakya.
E. Hasil pada bidang Organisasi
a. Forum Pemuda Hindu,
b. Prajaniti,
c. Hindu Center
d. Forum Cendikian Hindu Indonesia,
e. Himpunan Mahasiswa Hindu,
f. Peradah,
g. Yayasan-yayasan Hindu yang mendukung keberadaan Agama Hindu di Indonesia.
Nitya Karma Dan Naimitika Karma
Saha-yajnah prajah srstva purovaca prajapatih
Anena prasavisyadhvam esa vo ‘stv ista-kama-dhuk.
Artinya:
Pada masa yang lalu, Prajapati. Dewa dari para makhluk-makhluk menciptakan manusia dengan suatu etikad yang penuh dengan pengorbanan dan berkatalah Dewa ini “ Dengan pengorbanan ini engkau akan sejahtera, Dan pengorbanan ini adalah ibarat Kamadhuk (sapi kemakmuran) yang beranak-pinak yang akan menghasilkan kemauan-kemauanmu.
Dalam beryadnya diperlukan minimal tiga unsur yang disebut Tri Manggalaning Yadnya, yang terdiri dari:
a. Orang yang memimpin Upacara Yadnya seperti; Sulinggih, Pendeta, Pemangku, Sang Wiku.
b. Orang yang membuat sesajen (tukang banten/Tapini),
c. Orang yang melaksanakan Yadnya disebut Sang Yajamana
Tujuan Yadnya adalah:
a. Untuk menghubungkan diri ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa,
b. Untuk mencapai kesucian, membebaskan diri dari segala dosa dan mencapai kesempurnaan hidup lahir batin,
c. Sebagai tanda terima kasih atas segala anugrah yang telah dilimpahkan oleh Tuhan.
Berdasarkan tujuan pelaksanaan Yadnya dapat dibedakan menjadi lima jenis yang disebut Panca Yadnya, meliputi:
a. Dewa Yadnya,
b. Pitra Yadnya,
c. Rsi yadnya,
d. Manusa Yadnya,
e. Bhuta Yadnya.
Berdasarkan atas waktu untuk beryadnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu yadnya dilakukan setiap hari disebut Nitya Karma dan yadnya yang dilakukan pada hari-hari tertentu yang disebut Naimitika Karma.
Pengertian Nitya Karma dan Naimitika Karma
Contoh-contoh Pelaksanaan Yadnya secara Nitya Karma dan Naimitika Karma
Contoh Pelaksanaan Yadnya secara Nitya Karma:
Di bidang Dewa Yadnya seperti:
Di bidang Resi Yadnya, seperti:
Pitra Yadnya, misalnya:
Manusa Yadnya, seperti:
Bhuta Yadnya, misalnya:
Contoh Pelaksanaan Yadnya secara Naimitika Karma,
Dewa Yadnya yang dapat dilakukan secara Naimitika Karma:
Budha Kliwon, Tumpek, Buda Wage, Anggara Kasih dilaksanakan setiap 35
Pitra Yadnya yang dapat dilakukan secara Naimitika Karma, seperti:
Resi Yadnya yang dapat dilakukan secara Naimitika Karma, seperti:
Manusa Yadnya yang dapat dilakukan secara Naimitika Karma, meliputi:
Bhuta Yadnya yang dapat dilakukan secara Naimitika Karma, seperti:
Penerapan Pelaksanaan Yadnya Secara Nitya Karma dan Naimitika Karma
1. Lakukan Tri Sandya 3 kali sehari,
2. Lakukan sembahyang di rumah sebelum berangkat ke sekolah,
3. Lakukan persembahyangan di Padmasana sekolah dengan tertib dan hikmat,
4. Bantulah ibu membuat dan menghaturkan banten saiban setiap hari,
5. Rajinlah membersihkan tempat suci; sanggah, padmasana, paibon,
6. Jagalah kerukunan dengan saudara,
7. Hormatilah orangtua dan turuti nasehatnya
8. Hormati gurumu, laksanakan apa yang diajarkan dan yang diperintahkan,
9. Peliharalah hewan peliharaanmu yang ada di rumah dengan baik,
10. Rajinlah membantu orangtua mejejahitan, metanding, membuat penjor,
11. Lakukanlah persembahyangan pada hari-hari suci baik di sekolah maupun di rumah,
12. Rawatlah orangtua, nenek, kakek bila beliau sakit atau memerlukan pertolongan.
Dasa Yama Brata Dan Dasa Nyama Brata
Arti Dasa Yama dan Dasa Nyama BrataPengertian Dasa Yama Brata
Pengertian Dasa Nyama Brata
Bagian-bagian Dasa Yama Brata dan artinya
1. Anresangsya artinya tidak mementingkan diri sendiri,Bagian-bagian Dasa Nyama Brata dan artinya
2. Ksama artinya suka mengampuni dan tahan uji dalam kehidupan,
3. Satya berarti setia dengan ucapan sehingga menyenangkan hidup,
4. Ahimsa berarti tidak membunuh dan tidak menyakiti atau menyiksa,
5. Dama artinya dapat menasehati diri sendiri,
6. Arjawa artinya jujur mempertahankan kebenaran,
7. Priti artinya cinta kasih saying terhadap sesama makhluk,
8. Prasada berarti berpikir dan berhati suci tanpa pamerih,
9. Madurya artinya ramah tamah, lemah lembut, sopan santun,
10. Madarwa artinya rendah hati.
1. Dana berarti pemberian sedekah,Contoh-contoh Pelaksanaan Dasa Yama Brata
2. Ijya artinya pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi da leluhur,
3. Tapa artinya menggembleng diri,
4. Dhyana artinya tekun memusatkan pikiran terhadap Ida Sang Hyang Widhi,
5. Swadyaya berarti mempelajari dan memahami ajaran-ajaran suci,
6. Upasthanigraha adalah mengendalikan hawa nafsu kelamin,
7. Brata adalah taat akan sumpah,
8. Upawasa adalah berpuasa,
9. Mona berarti membatasi perkataan,
10. Snana artinya melakukan penyucian diri sendiri setiap hari dengan jalan membersihkan badan dan bersembahyang.
Tujuannya agar kita dapat mengikutinya untuk meningkatkan kesempurnaan hidup.
1. Anresangsya
- membatalkan janji pribadi untuk melaksanakan kepentingan warga masyarakat,2. Ksama
- mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi,
- Memberi kesempatan kepada penyebrang jalan dengan memperlambat kecepatan sepeda motor/mobil,
- Memberikan tempat duduk kita di dalam bus/angkutan kepada orang tua atau orang hamil,
- Membiasakan antre atau menunggu giliran di SPBU, Puskesmas, rumah sakit atau kantor.
. Contoh-contoh pelaksanaa ajaran Ksama, seperti:
- memaafkan kesalahan teman,3. Satya
- tidak marah atau tersinggung bila dijelek-jelekkan teman,
- tetap melanjutkan sekolah walaupun tidak naik kelas,
- tidak merasa minder/berkecil hati walaupun merasa diri ada kekurangan,dll.
1. Satya Wacana: setia terhadap ucapan,4. Ahimsa
2. Satya Laksana: setia terhadap perbuatan,
3. Satya Mitra setia terhadap teman, berteman dalam keadaan senang maupun susah,
4. Satya Semaya: selalu menepati janji yang diucapkan, dan
5. Satya Hredaya: jujur terhadap kata hati
5. Dama
- Menyadari perbuatan, perkataan dan perbuatan kita yang keliru,6. Arjawa
- Memikirkan terlebih dahulu akan perkataan yang akan diucapkan,
- Sebelum tidur renungkanlah perbuatan yang telah kita lakukan sebagai evaluasi harian untuk meningkatkan kwalitas diri,
- Biasakan tidak terlalu repot membicarakan kelemahan orang, masih lebih baik jika rajin melihat kelemahan diri sendiri,
- Untuk menghindari adanya penyesalan yang datangnya selalu di belakang, sebelum berkata dan berbuat pikirkan secara matang akibatnya.
Orang yang penyabar tidak mudah tersinggung, orang sabar disayang Tuhan. Orang sabar dapat menasehati dirinya sendiri.
- Jangan mengaku dan merasa diri selalu paling benar,7. Priti
- Katakan yang benar adalah benar yang salah adalah salah,
- Berpijaklah pada kebenaran walaupun banyak godaan,
- Orang yang mempertahankan kebenaran akhirnya akan menang.
- Jadilah ksatria pembela kebenaran seperti peribahasa Berani karena benar Takut karena Salah.
- Hiduplah rukun saling mengasihi sesama teman di sekolah, bersama keluarga, begitu juga dengan tetangga sekitar,8. Prasada
- Memelihara hewan peliharaan dengan baik,
- Rajin merawat dan memupuk tanaman, dll
- Jujur dan tulus pada setiap tindakan untuk memupuk dan menumbuhkan kesucian hati,9. Madurya
- Berpikir jernih, cermat dan masuk akal jangan mengembangkan pikiran buruk atau berburuk sangka (negatif thinking) kepada orang lain,
- Rajin sembahyang,
- Jujur dan setia terhadap setiap tindakan,
- Berbuat yang iklas tanpa pamerih,
Jagalah pikiran kita agar tetap jernih dan suci. Hindarikan pikiran dari hal-kal kotor dan bodoh, karena pikiran yang diliputi oleh niat yang kotor dan bodoh menyebabkan manusia lebih rendah dari binatang, dll
- Bersikap ramah tamah terhadap semua orang, menghindari sikap judes dan cuek,10. Mardawa
- Bersikap lemah lembut terhadap semua orang, menghindari sikap kasar, emosional dan mudah tersinggung,
- Bersikap sopan santun terhadap siapa saja dan di manapun berada,
- Selalu menjaga sikap santun ketika berhadapan dengan orang lain baik dengan teman sejawat, orang yang lebih tua, guru ataupun siapa saja,
- Selalu berbicara yang sopan kepada lawan bicara,
- Menumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai terhadap orang lain,
- Tidak memperlihatkan wajah masam, cemberut dan kusam,
- Selalu ringan tangan suka membantu orang yang membutuhkan pertolongan,Contoh-contoh Pelaksanaan Dasa Nyama Brata
- Menghargai orang lain,
- Menghormati orang lain,
- Tidak mementingkan diri sendiri,
- Peduli terhadap orang lain,
- Bersikap empati terhadap penderitaan orang lain sehingga memiliki keinginan untuk memberi pertolongan,
- Menyadari diri memiliki kelebihan dan kekurangan,
- Menghindarkan diri dari perbuatan merendahkan harga diri orang lain,
- Selalu bersikap sabar dan tidak membalas dendam,
- Dapat menerima kelebihan dan kekurangan orang lain.
1.Dana
- Membiasakan berderma kepada orang yang sedang menderita mengalami kesusahan dalam hidupnya,Pemberian sedekah atau dana menurut waktu pemberiannya ada 4 tingkatan menurut Slokantara 17, sebagai berikut:
- Kekayaan berupa harta benda bersifat tidak kekal dan tidak dibawa mati, maka sisihkanlah sebagian harta kita untuk berderma/beramal,
- Berikanlah sedekah kepada orang yang membutuhkan,
- Lakukan sedekah pada waktu yang tepat, misalnya pada waktu orang kesusahan, pada waktu orang tertimpa bencana,
- Berikanlah sedekah kepada orang miskin atau orang sakit,
- Berikanlah sedekah kepada pengemis dengan ikhlas. Janganlah marah kepada pengemis, jangan mengusirnya dan janganlah mencela.
- Dana yang diberikan di bulan Purnama dan bulan Mati (Tilem) menyebabkan 10 kali kebaikan yang diterima,Pemberian sedekah atau dana menurut Tingkatannya ada 4 menurut Slokantara 21, sebagai berikut:
- Dana yang diberikan pada bulan Gerhana membawa phahala (100) seratus kali,
- Dana yang diberikan pada hari suci Sraddha menjadi 1000 kali lipat,
- Sedekah/Dana yang diberikan diakhir Yuga phahala kebaikannya akan tidak terbatas.
- Pemberian berupa makanan itu mutunya kecil, disebut Kanista Dana2. Ijya
- Pemebrian berupa Uang/pakaian mutunya menengah, disebut Madyama Dana
- Pemberian berupa gadis itulah yang dianggap tinggi, disebut Utama Dana
- Pemberian sedekah/dana berupa Ilmu Pengetahuan itu mengatasi semuanya dan membawakan kebajikan besar, disebut Ananta Dana.
- Rajin melakukan Tri Sandya setiap hari ( pagi, siang, sore )3. Tapa
- Rajin berdoa setiap saat,
- Rajin melakukan persembahyangan pada hari raya,
- Rajin melakukan meditasi dan berjapa, dll
- Berlatih diri mengendalikan pikiran seperti berusaha untuk berpikir jernih, berpikir yang baik agar tahan uji terhadap masalah yang mengganggu pikiran,4. Dhyana
- Berlatih mengendalikan keinginan, misalnya memenuhi keinginan sesuai kebutuhan, memenuhi keinginan sesuai kemampuan, menghindari keinginan yang menimbulkan kerugian baik bagi diri sendiri maupun orang lain agar tahan uji terhadap pengaruh buruk keinginan itu,
- Berlatih hidup sederhana agar tahan uji terhadap penderitaan,
- Berlatih mengendalikan perkataan agar tahan uji untuk tidak berkata yang menyakitkan misalnya berkata kasar, mengancam, menghardik, dan mengeluarkan kata-kata ejekan dan hinaan,
Berlatih mengendalikan perbuatan, misalnya tidak melakukan perbuatan curang, mencuri, suka berkelahi, suka memancing keributan, suka berbuat onar, dll.
- Saat belajar di kelas perlu memusatkan pikiran tentang pelajaran yang sedang diajarkan,5. Swadhyaya
- Memusatkan pikiran pada saat mengendarai sepeda motor/mobil,
- Berlatih melakukan pemusatan pikiran dengan melakukan Pranayama,
- Berlatih melakukan pemusatan pikiran dengan sembahyang,
- Berlatih melakukan pemusatan pikiran kepada Ida Sang Hyang Widhi dengan meakukan yoga, tapa dan semadi, dll
- Tekun belajar jangan cepat putus asa,6. Upasthanigraha
- Berusaha belajar secara mandiri artinya belajar tanpa diperintah dan belajar menemukan jawaban sendiri,
- Jangan malu bertanya kepada orang lain tentang suatu masalah yang tidak dimengerti atau tidak diketahui,
- Rajin membaca buku kerohanian dan buku-buku lain yang berguna dalam kehidupan,
- Mengamalkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, dll
- Menghindari berduaan dengan lawan jenis di tempat yang sepi,7. Brata
- Menghindari berpakaian yang ketat atau seksi bahkan berpakaian yang merangsang,
- Mengindarkan diri dari pikiran kosong agar tidak berpeluang menghayal terhadap hal-hal yang porno,
- Tidak menonton tayangan televisi yang menyiarkan film-film Dewasa,
- Tidak membuka HP yang berisi film-film porno,
- Hindari membaca komik atau menonton VCD Porno,
- Sibukkanlah diri dengan kegiatan-kegiatan positif, seperti olahraga, kursus, ekstra kulikuler, belajar menari, Pramuka, megambel
- Menghindari berprilaku genit terhadap lawan jenis, dll
- Berjanjilah dari lubuk hati yang paling dalam,8. Upawasa
- Taatilah apa yang menjadi janjimu, seperti; saya ingin menjadi orang yang berguna, saya ingin menjadi orang yang berbakti kepada orang tua, saya ingin menjadi orang yang berguna dalam keluarga,
- Janji dalam hati bukan untuk diingkari tetapi untuk ditaati, dll
- Hindari memakan makanan yang berlebihan karena nafsu belaka,9. Mona
- Hindarkan diri untuk memakan makanan yang sudah basi atau kedaluwasa,
- Hindari makan makanan yang kotor,
- Hindari memakan makanan yang tidak jelas asal usulnya,
- Aturlah jadwal makan, misalnya makan teratur yaitu sarapan pagi, makan siang dan makan sore secara teratus,
- Mengendalikan nafsu makan, misalnya makanlah secukupnya sesuai kebutuhan tubuh, jangan makan yang berlebihan,
- Menghindari sikap rakus,
- Mencoba untuk berpuasa pada hari Raya Nyepi, Siwaratri atau pada hari Raya Hindu sesuai kemampuan, dll
- Hindari berkata kasar,10. Snana
- Hindari perkataan mencaci maki,
- Hindari perkataan bohong,
- Hindari mengeluarkan tata-kata hinaan maupun ejekan,
- Jangan mengeluarkan perkataan mengancam,
- Hindarkan diri untuk tidak berkata yang kotor dan jorok,
- Belajar melakukan mona brata pada hari Raya Nyepi sesuai kemampuan, dll
- Rajin mandi 2 kali sehari yaitu pagi hari sebelum sekolah dan sore hari,
- Rajin merawat badan, misalnya: memotong rambut yang panjang, memotong kuku, menyikat gigi, mencuci pakaian sendiri, mandi dengan menggunakan air bersih dan memakai sabun,
- Rajin sembahyang baik di sekolah dengan Tri Sandya dan di rumah di sore hari melaksanakan Tri Sandya dan Kramaning Sembah,
- Rajin melakukan Pranayama untuk menyucikan pikiran,
- Jujur dalam hidup, dll.
Sumber Buku Semara Ratih Kls.VI dan sumber lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar