TRI SARIRA
A.Pengertian Tri Sarira:Bagian-bagian TRI SARIRA: |
Bagian-bagian Panca Tan Matra:
Stula Sarira juga dibentuk oleh Sad Kosa yaitu enam lapisan pembungkus.
Bagian-bagian Sad Kosa:
Selain itu juga dibentuk oleh Panca Budhindrya yaitu lima indrya pengenal. Selain itu juga dibentuk oleh Panca Kamendrya yaitu lima indrya penggerak. Ini dikenal dengan Dasendrya
Panca Budhindrya terdiri dari:
Panca Kamendrya terdiri dari:
Antakarana Sarira adalah lapisan yang paling halus yaitu Atman.
Fungsi dari masing-masing bagian dari Tri Sarira adalah mempunyai fungsi yang berbeda-beda,namun dalam satu-kesatuan. Stula Sarira dan Suksma Sarira merupakan alat dari Antakarana Sarira (Jiwatman).
Sejarah Agama Hindu di Indonesia
Kerajaan Hindu di Kutai
Kerajaan Hindu di jawa barat
Kerajaan Hindu di Jawa Tengah
Kerajaan Hindu di Jawa Timur
Kanjuruhan1. Terdapat kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan dengan rajanya bernama Dewa Simha, Dewa Simha adalah Raja yang menganut agama Hindu dengan memusatkan pemujaan kepada Dewa Siwa.
2. Tentang pembuatan arca Maharsi Agastya yaitu sebuah arca yang berwujud Resi Agastya sebagai penghormatan atas jasanya menyebarkan dan mengajarkan Agama Hindu dari India ke Indonesia ( Nusantara ).
Isana Wangsa/Empu Sendok
Stelah Raja Dewa Simha yang menganut agama Hindu, perkembangan Agama Hindu selanjutnya di Jawa Timur disusul dengan munculnya Dinasti Isana Wamsa. Yang menjadi pendiri adalah Empu Sendok. Empu Sendok sangat memuliakan Dewa Siwa. Mpu Sendok memerintah pada tahun 929-974 Masehi dengan gelar “Sri Isana Tunggadewa Wijaya” Dharmawangsa Teguh
Prabhu Airlangga
Kerajaan Kediri
Kerajaan Singosari
Pada jaman Kerajaan Singosari banyak dibangun bangunan suci Hindu berupa candi seperti:
a. Candi Kidal,Kerajaan Majapahit
b. Candi Jago, dan
c. Candi Singosari.
Isi Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Maha Patih Gajah Mada, sebagai berikut:
Lamun huwus kalah Nusantara insun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, Ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti Palapa.
Artinya:
Kalau sudah kalah Nusantara Hamba memakan Kelapa, kalau kalah di Gurun=Lombok, di Seran=Seram, Tanjung Pura=Kalimantan, di Haru=Sumatra Utara, di Pahang=Malaya, Dompo=Dompu/Sumbawa, di Bali, di Sunda, Palembang (Sriwijaya), Tumasik=Singapura semuanya itu baru Hamba akan memakan Kelapa.
a. Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular,
b. Kakawin Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa,
c. Kitab Nagara Kertagama karya Mpu Prapanca, dan
d. Didirikannya Candi Besar yaitu Candi Penataran di Blitar
Kerajaan Hindu di Bali
Sri Kesari WarmadewaSri Maharaja Sriwijaya Mahadewi
Raja Bedahulu
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Hindu di Indonesia Sebelum Kemerdekaan
Peninggalan Kerajaan Hindu sebelum Kemerdekaan akan diklasifikasikan sebagai berikut:a.Masa Pemerintahan Kerajaan Kutai:
a. Prasasti Ciaruteun, b. Prasasti Tugu, c. Prasasti Kebon Kopi, d. Prasasti Pasir Awi, e. Prasasti Muara Cianten, f. Prasasti Lebak, dan g. Prasasti Jambu.a.Peninggalan Kerajaan Hindu di Jawa Tengah, meliputi:
1. Prasasti, yang meliputi Prasasti Tuk Mas dan Prasasti Canggal,b.Peninggalan Kerajaan Hindu di Jawa Timur, meliputi:
2. Bangunan Suci, meliputi: Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang.
3. Arca, seperti arca Garuda Wisnu, Arca Rsi Agastya dan Patung Kepala Gajah Mada,c.Peninggalan Kerajaan Hindu di Bali, meliputi:
4. Bangunan Suci berupa Candi Penataran
Karya Sastra, meliputi:
a. Kakawin Bharatayuda karya Empu Sedah dan Empu Panuluh,
b. Kakawin Sutasoma karya Empu Tantular,
c. Kakawin Arjuna Wiwaha karya Empu Kanwa.
5. Arca berupa perwujudan Maharsi Agastya,
6. Prasasti yaitu Prasasti Blanjong Sanur,
7. Cap-cap kecil yang berisi mantra-mantra Budha,
8. Prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Marakata dan Anak Wungsu yang berisi sapata yang menyebutkan Dewa-dewa Hindu dan Maharsi Agastya,
9. Bangunan Suci seperti: Pura Sad Kahyangan, Pura Dang Kahyangan dan Pura Besakih,
10. Peninggalan berupa Candi yakni Candi tebing yang bernama Candi Gunung Kawi.
PANCA YADNYA
Arti Panca YadnyaDalam melaksanakan sebuah Yadnya hendaknya diketahui syarat-syarat Yadnya. Adapun syarat-syarat sebuah yadnya, meliputi:
a. Harus dilandasi dengan keikhlasan yang disertai kesucian hati,
b. Didasari dengan cinta kasih yang diwujudkan dengan rasa bhakti yang tulus, cinta kepada sesama, cinta kepada binatang dan cinta kepada lingkungan,
c. Yang harus dilakukan sesuai kemampuan agar tidak menjadi beban bgi kita,
d. Beryadnya harus dilandasi perasaan beryadnya sebagai sebuah kewajiban.
Jenis-jenis Panca Yadnya
Rinani trinyapakritya manomok-
Se niwecayet
Anapakritya moksam tu sewama-
No wrajatyadhah
Artinya:
Kalau ia telah membayar tiga macam hutangnya ( kepada Tuhan, kepada Leluhur dan kepada Orangtua), hendaknya ia menunjukkan pikirannya untuk memcapai kebebasan terakhir, ia yang mengejar kebebasan terakhir itu tanpa menyelesaikan tiga macam hutangnya akan tenggelam ke bawah.
Tri Rna Adalah tiga macam hutang yang dibawa sejak lahir, meliputi:
a. Dewa Rna yaitu hutang kepada para Dewa/Ida Sang Hyang Widhi karena telah menciptakan dan memberikan kita hidup.
b. Pitra Rna yaitu hutang kepada Leluhur baik yang sudah meninggal maupun orangtua yang masih hidup. Kita berhutang kepada leluhur karena Beliau telah menghidupi kita, merawat, mendidik, mengasuh dari sejak dalam kandungan sampai menjadi manusia dewasa.
c. Rsi Rna yaitu hutang kepada para Resi pendahulu kita yang telah menerima wahyu Tuhan berupa Weda sehingga kita memahami ajaran agama maupun kepada para sulinggih yang telah menyucikan hidup kita.
Pupuh Kumambang
1. Teri Rena tetiga utange sami,
Siki Dewa Rena,
Pitra Rena kaping kalih,
Resi Rena nomer tiga.
2. Ngiring taur utange punika sami,
Srana Panca Yadnya,
Ring Dewa Pitara Resi,
Ring Manusa Miwah Bhuta.
Dari pupuh di atas dapat kita rinci bagian Panca Yadnya meliputi:
1. Dewa Yadnya :adalah persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi dan para Dewa. Yadnya kepada Ida Sang Hyang Widhi dapat dilakukan setiap hari nitya karma engan Tri Sandhya setiap hari, juga dapat dilakukan dengan cara berkala naimitika karma. Seperti dengan melaksanakan: melaksanakan upacara pada hari Purnama, Tilem, piodalan di Pura, Siwaratri, Saraswati, Galungan, Kuningan.
Tujuan melaksanakan Dewa Yadnya adalah:
Upacara Ngaben dalam pelaksanaannya terdiri dari dua tahap yaitu:
a. Sawa Wedana yaitu upacara pembakaran/penguburan badan kasar sebagai simbul atau makna mengembalikan unsur Panca Maha Bhuta ke asalnya.
b. Atma Wedana yaitu upacara pembakaran/penguburan tahap kedua yaitu pembakaran badan halus (Suksma Sarira) yang disimbulkan dengan Sekah atau Puspa. Upacara ini lebih dikenal dengan nama Nyekah, Mamaukur, Ngasti, Maligia dan Ngeroras. Tujuan Upacara Atma Wedana adalah untuk meningkatkan status roh leluhur menjadi Dewa Hyang.
3.Rsi Yadnya adalah persembahan kepada para Resi atau guru yang telah memberikan penyucian. Yang tergolong ke dalam Rsi Yadnya adalah:
Kewenangan seseorang yang sudah Dwi Jati, adalah:
4.Manusa Yadnya :adalah persembahan untuk kesucian lahir batin Manusia. Contoh-contoh pelaksanaan yadnya yang termasuk Manusa Yadnya, seperti:
a. Upacara Bayi dalam kandungan (Garbha Wadana/pagedong-gedongan).5.Bhuta Yadnya : adalah persembahan kepada para Bhuta kala dan makhluk bawahan. Yang termasuk pelaksanaan Bhuta Yadnya, seperti:
b. Upacara bayi baru lahir,
c. Upacara kepus puser,
d. Upacara bayi berumur 42 hari (tutug kambuhan),
e. Upacara bayi berumur 105 hari (Nyambutin)
f. Upacara bayi satu oton ( otonan),
g. Upacara meningkat remaja ( yang laki disebut Ngraja Singa, yang wanita disebut Ngraja Sewala),
h. Upacara potong gigi ( matatah, mapandes, masangih), i. Upacara perkawinan (wiwaha)
a. Upacara Mecaru,
b. Ngaturang Segehan,
c. Upacara Taur
d. Upacara Panca Wali Krama (dilaksanakan setiap 10 tahun sekali di Pura Agung Besakih)
e. Upacara Eka Dasa Rudra (dilaksanakan setiap 100 tahun sekali di Pura Agung Besakih).
Pelaksanaan Panca Yadnya dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Melakukan Tri Sandya tiga kali dalam sehari,
b. Selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan,
c. Memelihara kebersihan tempat suci,
d. Mempelajari dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari,
e. Melaksanakaan persembahyangan pada hari-hari suci seperti Purnama, Tilem, Galungan, Kuningan, dll.
2.Contoh-contoh pelaksanaan Pitra Yadnya dalam kehidupan sehari-hari:
a. Berpamitan kepada orangtua kita sebelum berangkat kemanapun,
b. Menghormati orangtua dan melaksanakan perintahnya,
c. Menuruti nasehat orangtua,
d. Membantu dengan suka rela pekerjaan yang sedang dilakukan oleh orangtua,
e. Merawat orangtua yang sedang sakit, dll
3.Contoh-contoh pelaksanaan Rsi Yadnya dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
a. Rajin belajar,
b. Belajar yang tekun,
c. Menghormati Guru,
d. Menuruti peritah guru,
e. Mentaati dan mengamalkan ajarannya,
f. Memelihara kesehatan dan kesejahteraan orang suci seperti sulinggih, pemangku, dll.
4. Contoh-contoh pelaksanaan Manusa Yadnya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:
a. Tolong menolong antar sesama,
b. Belas kasihan terhadap orang yang menderita,
c. Saling menghormati dan menghargai sesama,
d. Rajin merawat diri,
e. Melaksanakan upacara untuk meningkatkan kesucian diri, seperti; metatah, mewinten, meotonan, dll.
5. Contoh-contoh pelaksanaan Bhuta yadnya dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
a. Merawat dan memelihara tumbuh-tumbuhan dengan baik,
b. Merawat binatang peliharaan dengan baik,
c. Menjaga kebersihan lingkungan,
d. Menyayangi makhluk lain, dll.
CATUR GURU
Arti Catur GuruYang termasuk dalam bagian-bagian Catur Guru, adalah:
a. Guru Rupaka atau Guru Reka adalah orangtua kita,
b. Guru Pengajian adalah guru yang mengajar di sekolah,
c. Guru Wisesa adalah pemerintah,
d. Guru Swadhyaya adalah Ida Sang Hyang Widhi.
1.Guru Rupaka adalah orangtua kita. Disebut guru Rupaka karena Beliau yang ngerupaka atau ngereka dari tidak ada menjadi ada. Orangtua kita sesungguhnya sangat besar jasanya bagi kita. Karena saking besarnya jasa orangtua rasanya seribu kali kelahiranpun belum bisa kita akan membayar hutang kepada orangtua. Secara umum orangtua kita memiliki 5 jasa kepada kita yang disebut Panca Widha. Panca Widha adalah lima jasa orangtua yang terdiri dari:
a. Polisi,
b. Satpol PP,
c. Angkatan Darat, angkatan Laut, Angkatan Udara,
d. Kelian Banjar Dinas/Adat,
e. Perbekel/Kepala Desa/Lurah,
f. Camat,
g. Bupati,
h. Gubernur,
i. Presiden,
j. DPR,
k. MPR,
l. DPD,
m. Para Menteri, dll
4.Guru Swadhyaya adalah Ida Sang Hyang Widhi. Ida Sang Hyang Widhi yang menciptakan segala isi dunia ini dengan penuh kasih sayang. Tuhan yang menciptakan keindahan alam, laut, sungai, gunung, bulan, bintang dan planet-planetnya.
Contoh-contoh Sikap Bhakti kepada Catur Guru
1.Contoh-contoh sikap Bhakti kepada Guru Rupaka: :a. Merapikan tempat tidur,
b. Menyapu lantai dan halaman,
c. Membantu Ibu mencuci piring,
d. Berpakaian sendiri,
e. Berpamitan kepada orangtua kita akan berangkat kemanapun,
f. Menuruti perintah dan nasehat orangtua, dll
2.Contoh-contoh sikap Bhakti kepada Guru Pengajian:
a. Belajar dengan tekun,
b. Tidak menyia-nyiakan waktu,
c. Patuh terhadap nasehat guru,
d. Tidak melanggar perintah dan peraturan sekolah,
3.Contoh-contoh sikap Bhakti kepada Guru Wisesa:
a. Rela berkorban demi kepentingan Negara,4.Contoh-contoh sikap Bhakti kepada Guru Swadhyaya::
b. Taat membayar pajak,
c. Menghormati jasa-jasa pahlawan,
d. Tidak korupsi,
e. Mematuhi peraturan lalu lintas, dll
a. Melaksanakan Puja Tri Sandhya dengan tertib dan benar,
b. Rajin berdoa,
c. Rajin melaksanakan Japa,
d. Meyakini keberadaan Ida Sang Hyang Widhi, dll
ALAM SEMESTA
Unsur-unsur Bhuana Agung dan Bhuana Alit
Unsur-unsur Bhuana Agunga. Satwam yaitu sifat dasar terang, bijaksana,
b. Rajas adalah sifat dasar aktif, dinamis dan rajin,
c. Tamas adalah sifat dasar berat, malas dan lamban.
a. Sabda Tan Matra; benih suara,
b. Rupa Tan Matra; benih warna,
c. Rasa Tan Matra; benih rasa,
d. Gandha Tan Matra; benih bau,
e. Sparsa Tan Matra; benih sentuhan/peraba.
a. Pretiwi atau unsur padat yang timbul dari kelima unsur Tan Matra
b. Apah atau unsur cair yang timbul dari Sabda, Rupa dan Rasa Tan Matra,
c. Teja atau unsur panas ditimbulkan oleh Sabda dan Rupa Tan Matra,
d. Bayu atau hawa ditimbulkan oleh Sabda dan Sparsa Tan Matra,
e. Akasa/Ether ditimbulkan oleh unsur Sabda dan Sparsa Tan Matra.
Unsur-Unsur Bhuana Alit
a. Bayu; tenaga,
b. Sabda; suara
c. Idep; pikiran /akal.
a. Budhi berfungsi untuk menentukan keputusan,
b. Manas berfungsi untuk berpikir, dan
c. Ahamkara fungsinya untuk merasakan dan bertindak.
a. Sabda Tan Matra menjadi Srotendria yaitu indria yang terletak di telinga,
b. Sparsa Tan Matra menjadi Twak indria yaitu indria yang terletak di kulit,
c. Rupa Tan Matra menjadi Caksu indria yaitu indria yang terletak di mata,
d. Rasa Tan Matra menjadi Jihwendria yaitu indria yang terletak pada lidah, dan
e. Gandha Tan Matra menjadi Ghranendria yaitu indria yang terletak di kulit.
a. Pertiwi menjadi segala yang bersifat padat dalam tubuh manusia seperti: tulang, otot, daging, kuku dan sebagainya,
b. Apah menjadi segala yang cair pada tubuh manusia, seperti: keringat, darah, lendir, air kencing, air liur, ludah,dll
c. Teja menjadi panas/suhu dalam tubuh,
d. Bayu akan menjadi udara dalam badan yang disebut Prana seperti pernafasan.
e. Akasa akan menjadi rongga-rongga dalam tubuh manusia, seperti: rongga mulut, rongga hidung, rongga dada dan rongga perut.
Kalau digambarkan Proses terbentuknya Bhuana Alit akan berbentuk seperti bagan di bawah ini:
Persamaan dan Perbedaan Bhuana Agung dan Bhuana Alit
No | Unsur dasar | Bhuana Agung | Bhuana Alit |
1 | Pertiwi / unsur padat | ada | ada |
2 | Apah / unsur cair | ada | ada |
3 | Teja / unsure panas | ada | ada |
4 | Bayu / udara | ada | ada |
5 | Akasa / ether/kosong | ada | ada |
6 | Gandha / bau | ada | ada |
7 | Rasa / rasa | ada | ada |
8 | Rupa / bentuk | ada | ada |
9 | Sparsa /sentuhan | ada | ada |
10 | Sabda / suara | ada | ada |
11 | Purusa | ada | ada |
Perbedaan Bhuana Agung dengan Bhuana Alit
No | Unsur dasar | Bhuana Agung | Bhuana Alit |
1 | Pertiwi / unsur padat | Berwujud Tanah, dan bebatuan, logam,dll | Berwujud tulang, daging, otot |
2 | Apah / unsur cair | Berwujud air | Berwujud darah, air liur, air kencing, enzim, keringat,dll |
3 | Teja / unsure panas | Berwujud api, sinar matahari, panas bumi | Berwujud suhu tubuh |
4 | Bayu / udara | Berbentuk angin, udara, gas | Berwujud Prana dan Nafas |
5 | Akasa / ether/kosong | Berwujud luar angkasa | Berwujud rongga tubuh |
6 | Gandha / bau | Berwujud bau | Berwujud indra pencium |
7 | Rasa / rasa | Berwujud rasa | Berwujud Indra Pengecap |
8 | Rupa / bentuk | Berwujud warna, bayangan, bentuk | Berwujud indra penglihatan |
9 | Sparsa /sentuhan | Berwujud sentuhan ( tekstur ), | Berwujud indra perasa sentuhan |
10 | Sabda / suara | Berwujud suara | Berwujud indra pendengar |
11 | Purusa | Berwujud jiwa alam yang absolut | Berwujud jiwatma |
12 | Prakerti | - | Didukung oleh 5 indra pekerja/Panca Karmendria |
13 | Manah | - | Berwujud akal pikiran |
14 | Ahamkara | - | Berwujud perabaan sifat antara benda satu dengan yang lain berwujud sifat ego |
15 | Budhi | Berwujud Rta | Berwujud kebijaksanaan |
Peranan dan fungsi Panca Maha Bhuta dalam pembentukan serta kehidupan Bhuana Agung dan Bhuana Alit
Adapun Peranan dan Fungsi Panca Maha Bhuta adalah:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar