Belakangan ini kita cukup senang
mendengar banyak saudara kita yang kembali ke ajaran dharma, ajaran yang
bersumber dari Veda. Mereka telah di Sudhi Wadani menjadi seorang
Hindu. Namun, saking senangnya kita melihat hal tersebut, kita malah
tidak menghiraukan adanya bahaya yang terus memepet posisi kita.
Di tempat lain, malah banyak saudara kita
yang pindah agama karena berbagai alasan. Mereka yang lemah, yang haus
akan spiritual, yang tidak puas dengan jawaban “nak mula keto”,
yang ingin mencari kedamain dengan jalan rohani, yang terpuruk karena
ekonomi dan disibukkan dengan ritual yang menelan banyak biaya, mulai
didekati oleh para kaum misionaris-misionaris untuk menawarkan produk
yang tidak jelas kualitasnya.
Betapa sedihnya hati melihat saudara kita meninggalkan ajaran sanatana dharma
karena kasus konversi. Maraknya kasus konversi agama belakangan ini
sungguh membuat kita bingung. Kenapa hal ini bisa terjadi? Kenapa agama
diperjual-belikan? Apa yang melandasi saudara-saudara kita pindah agama?
Apa benar agama Hindu itu sulit? Apa benar agama lain lebih baik dari
Hindu? Apa ada yang salah dari agama Hindu? Banyak pertanyaan di otak
kita yang terus bermunculan akibat kasus seperti ini.
Hal ini sesungguhnya menjadi PR bagi kita
umat dan para tokoh Hindu. Mencari solusi atas permasalahan ini, agar
umat Hindu tidak semakin berkurang karena konversi agama. Belum lagi
karena kasus pernikahan beda agama, yang menjerat gadis ataupun pria
Hindu untuk pindah agama mengikuti pasangannya.
Siapa yang salah? Mari kita berbenah dari
sekarang. Mulailah menumbuh kembangkan sikap bangga terhadap Hindu,
bangga terhadap ajaran dharma. Bacalah buku-buku yang berkaitan dengan
Hindu, karena dengan banyak membaca kita dari tidak tau menjadi tau,
dari membaca kita bisa menjawab banyak pertanyaan yang orang lain
dituduhkan ke agama kita. Dari banyak membaca kita bisa menjawab banyak
pertanyaan yang ada dalam otak kita. Selain itu, banyak-banyak
bertanyalah pada orang yang tau tentang bagaimana Hindu itu, seperti
sulinggih, pemangku, serta tokoh agama.
Tanamkan sikap militan Hindu pada diri
anda. Jika anda tau ada saudara kita yang terkena konversi, segeralah
sadarkan. Selain itu, mari kita mulai tanamkan pendidikan Hindu sejak
dini pada anak cucu kita. Dimulai dari pendidikan Hindu di keluarga,
sekolah, masyarakat (melalui pasraman). Dengan mengajarkan pendidikan
Hindu sejak dini, diharapkan kita bisa memiliki benteng iman yang kuat
untuk menolak konversi agama.
Berikut saya lampirkan sebuah sharing
dari saudara kita yang lama tinggal di Arab tentang bahwa Dia tetap
Hindu walau hidupnya sebagian besar bergaul dengan agama Islam. Dari
sharing saudara kita ini, saya berharap saudara-saudaraku sedharma bisa
mencontoh sikapnya yang smakin mantap di jalan dharma menjadi sorang
Hindu.
Namanya “Made K. Kurniawan“, cerita ini nyata, bukan sebuah rekayasa yang saya buat sendiri. Selamat menyimak.
Suksma.
Om Santih Santih Santih Om.Why I Am Still A Hindu (Mengapa Saya Masih Hindu) ?
Aum Svastiastu,
Saya ada cerita sedikit tentang pengalaman saya waktu baru beberapa hari tiba di Kuwait.
Pada sebuah kesempatan, salah seorang
teman baik muslim dari Indonesia bertanya, “Made, kamu sudah tahu banyak
tentang Islam dan paham ajaran Islam tapi kenapa kamu masih Hindu?
Pertanyaan sensitif yang perlu jawaban
extra hati2 karena saya satu2nya orang yang berasal dari Bali dan
beragama Hindu di negara arab (kandang Islam). Salah2 saya bisa pulang
tinggal nama.
Dia bertanya demikian setelah saya
menceritakan latar belakang saya yaitu orang bali yang lahir dan besar
di lingkungan muslim di Lampung dan ikut pelajaran agama islam dari SD
sampai perguruan tinggi. Saya juga menceritakan pengalaman saya ketika
kecil saya ikut teman2 sepermainan belajar mengaji (membaca quran) di
sebuah surau ( Langgar ) dekat rumah saya tinggal. Tak pelak lingkungan
yang demikian membuat saya fasih dan hafal surah2 utama dalam shalat
khususnya surah Al-Fatiha.
Kebetulan yang bertanya ini adalah teman
baik saya. Saya sering menginap dan makan di flat nya. Demi menjaga
persahabatan dan tidak menyinggung perasaan dia, meskipun saya kritis
terhadap Islam dan militan Hindu, saya hanya menjawab secara diplomatis,
‘mungkin saya belum mendapat hidayah dari Allah. Doakan saja supaya
saya cepat mendapat hidayah dan segera masuk Islam. Insyalla, Allah
Karim.’
Sambil tersenyum teman saya menimpali, ‘Bagus, Insyalla, Allah Karim.’
Setelah percakapan tsb, teman2 muslim yg
lain memberi saya banyak buku2 referensi Islam dan bahkan ada yang
menyarankan saya untuk meminta buku2 tentang Islam secara gratis di
kantor Islam Presentation Committee ( IPC ) cabang Kuwait, sebuah
organisasi syiar Islam yang memberikan informasi dan dakwah Islam secara
gratis kepada para calon mualaf di Middle East.
Ya, saya memang sempat ke kantor IPC dan
mendapat buku2 Islam gratis dan membacanya. Saya juga berdialog dan
bertanya kepada teman2 muslim, ustad, mullah dari India, Pakistan,
Bangladesh, Iran, Syria, Palestine, Jordania dll. Secara garis besar
pandangan mereka dan umat muslim seluruh dunia tentang islam adalah sama
yaitu Islam adalah satu2nya agama yg paling benar dan satu2nya paspor
menuju surga karena memang demikianlah yg diajarkan oleh nabinya dan
tercantum dalam kitab suci mereka.
Namun anehnya semakin byk saya membaca
referensi Islam dan semakin byk yg saya ketahui tentang Islam khususnya
riwayat Nabi Islam, justru saya malah semakin mantab memeluk Hindu.
Tentu ini berbeda dengan kasus2 mualaf yang mengaku masuk Islam dan
menjadi muslim setelah membaca dan mempelajari Islam.
Sekedar selingan, ada cerita menarik
tentang teman saya dari Filipina yang sama2 bekerja di Kuwait. Dia
pindah agama dari Kristen ke Islam. Kepada saya dia mengaku mempelajari
islam selama kurang lebih 7 thn sebelum akhirnya memutuskan utk pindah
menjadi muslimah. Saya tanya, “kamu tahu berapa jumlah isteri Nabi
Muhammad?.” Dia jawab, tiga. Saya cuma tersenyum. Besoknya saya bawakan
dia buku biografi Muhammad. Dia hampir tidak percaya bahwa Muhammad
beristrikan 12 orang (ini yg resmi) tdk termasuk gundik (concubine
tawanan perang). Saya bilang ke dia, nurani dan akal sehat saya sulit
menerima dan mengakui org semacam itu sbg org suci apalagi sebagai nabi
(utusan tuhan). Dia cuma bisa senyum sambil menelan ludah pahit…
Kembali ke cerita saya semula. Di bawah
ini adalah bbrp alasan saya pribadi mengapa sampai sekarang saya masih
beragama Hindu dan selamanya akan tetap Hindu.
1. Merenungi karakteristik ajaran Veda
yang begitu profound dan inklusif, saya berpendapat bahwa ajaran Veda
diterima oleh orang2 suci (enlightened seers) ) yang benar2 suci dan
qualified dibidang spiritual dan bebas dari dominasi triguna. Para Rsi2
agung ini mengajarkan ajaran suci Veda kepada manusia dari generasi ke
generasi tanpa dilandasi motif self interest atau political interest
sebagaimana yg terjadi pada agama2 semitik.
2. Kalau pada agama2 semitik sang nabi
naik ke bukit dan memproklamirkan diri (self proclaim) di hadapan orang2
mengaku sebagai nabi utusan tuhan dan bisa menerima wahyu pada saat
kapan dan dimana saja termasuk di kasur, sumur dan dapur. Sedangkan Rsi2
Veda mendapat dan menerima wahyu Veda pada saat menjalani laku dan
disiplin spiritual yg ketat dan lama sehingga mencapai tahapan samadhi,
sebuah fase manunggaling dg Paramatma sehingga bisa memahami rahasia
alam semesta termasuk Tuhan dan mentransformasinya ke dalam bahasa dan
tulisan manusia. Pada tradisi Veda justru orang2 (publik) yang haus akan
pelajaran spiritual lah yg datang ke Rsi untuk belajar spiritual dan
bukan Rsi yang secara aktif pergi kesana kemari mencari pengikut
sebanyak2nya sebagaimana yg kita lihat pada tradisi agama2 abrahamik.
3. Saya meyakini letak geografis sangat
menentukan karakteristik ajaran sebuah agama. Mengapa ajaran agama
abrahamik terkesan keras dan barbar tidak lain disebabkan karena faktor
alamnya yg keras dan suhu panas yg ektrim di daerah gurun pasir arabia
menentukan aspek emosional inhabitannya. Berbeda dengan alam India
tempat para Rsi Agung bertapa dan menerima wahyu Veda yaitu alam
pepohonan yg hijau, gunung, bukit yg hijau, sungai dg air yg jernih dan
menyejukkan, maka ajaran Veda pun menyejukkan.
4. Hanya di Hindu saya menemukan ajaran
persaudaraan yg menyejukkan yaitu konsep persaudaraan universal yg
dikenal dg Vasudaiva Kutumbakam, sebuah mahavakya yg mengakui bahwa umat
manusia terlepas dari apapun latar belakangnya (suku, agama, bahasa,
bangsa, budaya, tradisi, warna kulit) diseluruh dunia bersaudara. Ini
berbeda dg konsep agama semitik yang hanya mengakui org2 internal
agamanya saja sbg saudara sedangkan org2 di luar agamanya sebagai musuh.
5. Konsep Tuhan, Atman, Moksa,
Reinkarnasi, Karma, Rta, Dharma (exclude the Puranas) bagi saya lebih
appealing daripada konsep Tuhan, Surga, Neraka, Nabi, Pahala, Kiamat,
alam kubur, hari pengadilan (judgement day) dan kebangkitan
(resurrection) nya agama semitik. Note: I am not a big fan of Purana.
6. Overall, kedalaman spiritual Veda
lebih memuaskan kebutuhan spiritual saya ketimbang ajaran agama semitik
yg dangkal dan kering. Bagi saya ajaran agama semitik hanya cocok utk
anak2 TK (taman kanak2) dimana Tuhan bertindak seperti guru TK yg
menakuti2 siswa dg hukuman jika tdk mengerjakan PR dan memberi hadiah
jika mengerjakan PR.
7. Nurani dan akal sehat saya menolak
sifat2 Tuhan antropomorfik dalam ajaran agama2 semitik (pencemburu,
pendendam, senang kalo disembah, marah dan murka kalau tdk disembah,
bahkan yg lucu Tuhan menyesatkan manusia karena manusia menolak dan
menentang nabinya).
8. Nurani dan akal sehat saya menolak
seseorang yg mengawini 12 wanita (blm termasuk gundik tawanan perang)
sebagai org suci apalagi sebagai utusan tuhan, terlebih salah seorang
isterinya adalah anak kecil umur 6 thn, anak ingusan yg blm paham
bagaimana mengurus kerjaan di kasur, dapur dan sumur. Kualitas spt ini
tentu sangat jauh dari kualifikasi org suci.
9. Membaca biografi nabi Islam,
artikel2 tulisan murtadin Anwar Shaikh (Islam: Arab Imperialism), the
Nature of Prophethood, buku2 Ali Dasti, Ali Sina dll, saya mantab dan
yakin akan kebenaran ajaran Veda.
10. Kebenaran ajaran Veda adalah
‘self-evident dan experential” dan bersumber serta berdasarkan
pengalaman spiritual langsung org2 yg tercerahkan (come, see, learn and
experience the truth) dan bukan dogmatic yg berpusat pada satu orang
nabi (listen and believe) yang mengeluarkan ayat semaunya kapan dan
dimana saja termasuk saat di kasur, sumur dan dapur dan mengubah atau
membatalkan ayat2 yg diterima sblmnya dg alasan ayat2 tsb datang dari
bisikan setan dan bukan dari tuhan.. (hahaha.. what a joke….?
Aum santih, santih, santih AumSumber :
https://pandejuliana.wordpress.com/2012/02/02/apa-yang-salah-dari-hindu-banggalah-anda-tetap-di-jalan-dharma/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar